Senin, 31 Agustus 2009

Review Album Michael Jackson “The Stripped Mixes”

Mau mengenal sosok Michael Jackson ketika masih begitu belia dalam memulai karirnya? Sudah pasti album kompilasi “Stripped Mixes” adalah jawabannya. Jacko kecil bisa dikatakan sangat beruntung karena di usianya yang masih 10 tahun, ia telah mengetahui talentanya dalam dunia tarik suara. Awal yang terlihat sempurna karena dengan membentuk Jackson 5 bersama keempat saudaranya, ia mampu menjadi pasukan terdepan sekaligus pusat magnet saat microphone berada di tangannya.
Kumpulan lagu masa kecil Jacko di tahun 1970-an bersama Jackson 5 ini mengupas setiap suara merdunya yang begitu penuh nada, powerful dan seakan-akan sudah banyak makan asam garam padahal usianya masih sangat muda. Kepolosan dan keluguan dalam menjiwai setiap lagu begitu terasa feel-nya dengan suara anak-anaknya yang memang belum memasuki masa puber. Tidak ada yang dibuat-buat, terdengar klasik, namun tetap menggambarkan ciri khas seorang Jacko hingga detik ini. Sehingga, tidak heran setiap lagunya masih bisa dinyanyikan olehnya dengan begitu menawan ketika memasuki usia dewasa. Dan memang di album ini ada bagian-bagian yang di mixing atau beberapa instrumen yang dihilangkan untuk menonjolkan suara khas jacko waktu kecil.
Pada track pertama, kita langsung diajak bernostalgia bersama Jackson 5 dengan lagu fenomenalnya “I’ll Be There”. Syair lagu yang indah ini membawa kita kepada perjanjian persahabatan. Di mana cinta kasih itu akan selalu ada ketika sahabat itu membutuhkannya.
You and I must make a pact
We must bring salvation back

Where there is love, I'll be there
I'll reach out my hand to you,
I'll have faith in all you do

Just call my name and I'll be there
Selanjutnya, pada track kedua, kita diajak untuk ber-mellow ria dengan “Ben” yang liriknya begitu menyentuh hati. Suara tunggal Jacko begitu menghayati persahabatan dengan tokoh Ben dalam lagu ini yang begitu tertolak oleh lingkungan sekitar, namun ketulusan hati-lah yang mampu menerima insan yang tak dianggap itu.
Ben the two of us need look no more
We both found what we were looking for

With a friend to call my own
I'll never be alone

And you my friend will see
You've got a friend in me.
Tidak hanya kesedihan yang ditawarkan dalam album ini, pada track keenam, kita dibawa oleh Jackson 5 dalam keceriaan lewat “ABC”. Lagu ini amat hidup sesuai usianya karena menggambarkan tentang asyiknya mengenyam pendidikan di sekolah.
Di akhir track, kita bersedih karena Jackson 5 melantunkan “Never Can Say Goodbye”. Terbukti bahwa Jacko memang tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada para penggemarnya dengan tetap eksis menghibur mereka hingga tahun 2000-an. Ia seakan tidak pernah mati walaupun sebenarnya ia sudah meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya.
Di album inilah kita akan terus mengenang Jacko yang memang merupakan penyanyi terbaik kelas dunia. Khususnya setiap detil masa-masa jayanya bersama Jackson 5 dalam hal kekompakkan mereka. Itulah latar belakang Universal Music International merilis kembali album kompilasi ini. Pengaruhnya yang kuat dalam bermusik tidak akan pernah terlupakan hingga kapan pun.
Track list:

1. I’ll Be There*
2. Ben
3. Who’s Loving You*

4. Ain’t No Sunshine
5. I Want You Back*

6. ABC*
7. We’ve Got A Good Thing Going
8. With A Child’s Heart
9. Darling Dear*
10. Got To Be There
11. Never Can Say Goodbye*

*Jackson 5

http://www.djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=500&artis=Michael%20jackson


Review Album Green Day “21st Century Breakdown”

Pernah lihat grup musik punk-rock yang seolah-olah mengamuk bagaikan singa yang sengaja dibangunkan dari tidurnya? Dan ini betul-betul terjadi pada grup musik Green Day yang terdiri dari Billie Joe Armstrong (penyanyi utama, gitaris), Mike Dirnt (basis, penyanyi pendukung), dan TrĂ© Cool (pemain drum, penyanyi pendukung). Setelah 5 tahun vakum dalam membuat album, mereka kembali memunculkan gebrakan baru pada abad 21 ini lewat album “21st Century Breakdown”, yang diluncurkan Mei 2009 lalu.
Masih tetap konsisten melalui genre punk-rock, lagu-lagu dalam album ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu “Heroes and Cons”, “Charlatans and Saints” dan “Horseshoes and Handgrenades”. Album ini pun menceritakan tentang pasangan muda Kristen dan Gloria.
Dalam bagian pertama “Heroes and Cons”, track pertama kita langsung diajak mendengar “21st Century Breakdown”, yang mengajak kita untuk menggebrak abad 21 dan bangkit dari keterpurukan.
Born into Nixon I was raised in hell
A welfare child where the teamsters dwelled
The last one born and the first one to run
My town was blind from refinery sun
My generation is zero
I never made it as a working class hero
Bagi Green Day menyanyikan lagu bagaikan menggebrak sebuah masa! Lebih dahsyat daripada bom. Keabadian dari zaman yang statis dan maraknya penyelundupan barang gelap membawa mereka kepada tanah perjanjian dalam bermusik. Menceritakan kita tentang kisah perayaan kemenangan perang di bawah cahaya lilin dan kalah dalam pertarungan. Mereka memainkan musik dari abad suatu kepanikan, perjanjian dan kemakmuran. Kisah yang tidak pernah habis hingga menjelang malam.
Jasa Green Day dalam mengembalikan musik bergenre punk-rock kembali memukau saat tahun 1990-an bersama grup musik seangkatannya, BLINK 182 dan MXPX memang layak mendapat ancungan jempol. Tentunya lewat album ini, kita tidak akan dikecewakan oleh mereka karena penjualan album “American Idiot” saja sudah berkali-kali mencapai tingkat platinum.
Track list:
1) Song of Century
Act I – Heroes and Cons
2) 21st Century Breakdown
3) Know Your Enemy

4) !Viva La Gloria!

5) Before the Lobotomy
6) Christian’s Inferno
7) Last Night on Earth
Act II – Charlatans and Saints
8) East Jesus Nowhere
9) Peacemaker

10) Last of the American Girl
11) Murder City
12) ?Viva La Gloria? (Little Girl)
13) Restless Heart Syndrome
Act III – Horseshoes and Handgrenades
14) Horseshoes and Handgrenades

15) The Static Age

16) 21 Guns
17) American Eulogy A. Mass Hysteria B. Modern World
18) See the Light

http://www.djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=499&artis=Green%20Day


Jumat, 28 Agustus 2009

Axis Jakarta International Java Soulnation Festival 2009 ”One Nation, One Rhythm”

Masih ingat dengan meriahnya Axis JakartRata Penuha International Java Soulnation Festival 2008 lalu? Festival tersebut merupakan festival musik bergenre soul, R&B, hip-hop dan rap terbesar pertama di wilayah regional Asia Tenggara. Kejayaan di masa lalu itulah yang membuat Java Festival Production (JFP) kembali menggelar festival ini dengan menggandeng Axis sebagai sponsor tahun ini. Menyelenggarakan festival mewah seperti ini tentunya tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Makanya sejak awal Juni 2009 kemarin, Java Festival Production telah memulai persiapannya. Di mana festival akan digelar tanggal 30 dan 31 Oktober 2009 dengan tema “One Nation, One Rhtym”, bertempat di Istora Senayan Jakarta.
Bangganya, beberapa musisi asing sudah meng-confirm kehadiran mereka di Axis Jakarta International Soulnation Festival 2009 nanti. Di antaranya ada Arrested Development, Musiq Soulchild, Tortured Soul, DJ Spooky, DJ Mi$$ Yellow, Corporate Lo-Fi, Jessica Mauboy, Laura Izibor serta Pete Philly & Perqusite. Selain itu, yang juga masuk ke dalam wish list Java Festival Production untuk tampil di Axis Jakarta International Java Soulnation Festival 2009 adalah N*E*R*D, Ne-Yo, The Roots dan Xzibit.
Sementara, dari negeri sendiri yang masuk ke dalam wish list, antara lain Agnes Monica, Dewi Sandra, RAN, The Boogiemen, Faro, J-Flow, Joeniar Arief, Kungpow Chiken, Maliq ‘n D’Essentials, Pandji, RAN, Rap Superstar, Saykoji, Soul ID, Souleh & Soulehah, Soulvibe dan masih banyak lagi.
Tamu adalah raja! Khususnya bagi para pecinta musik hip-hop dan rap karena tim program Axis Jakarta International Java Soulnation Festival 2009 juga sedang mempersiapkan special project yang selalu menjadi unsur surprise bagi mereka. Dipastikan akan ada area khusus untuk rap battle, b-boy battle, extreme sports dan special program lainnya.
Uniknya, sebelum penyelenggaraan festival, Axis dan Java Festival Production akan menggelar Road to Axis Soulnation Festival, sebuah program kompetisi grup band mencari grup rap, freestyle dance, beat box berbakat. Kompetisi ini digelar di lima kota besar, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Medan, mulai 6 Juli 2009.
Penampil terbaik dari masing-masing wilayah akan mendapat kesempatan tampil di salah satu panggung Axis Jakarta International Java Soulnation Festival 2009. Tim juri terdiri dari Axis, Java Festival Production, serta perwakilan dari radio swasta yang bekerja sama dalam penyelenggaraan kompetisi ini. Program ini dibuat khusus sebagai media bagi pelanggan Axis untuk menampilkan kreativitas mereka serta menunjukkan apresiasi Axis terhadap bakat yang dimiliki oleh musisi muda Indonesia. Benar-benar merupakan penghargaan istimewa bagi bibit baru dalam mengawali karirnya.
Marilah kita hargai festival besar ini yang akan mengharumkan nama Indonesia dalam industri musik di kancah internasional dengan membeli tiket langsung dari pihak panitia. Bukan melalui calo dan sejenisnya meskipun harga yang ditawarkan jauh lebih murah! Metode pemesanan sama seperti Java Rockin’Land Festival beberapa waktu lalu dengan menerapkan sistem e-ticket. Di mana pemesanan tiket bisa dilakukan secara online di www.javasoulnation.com.
Ayo tunggu apa lagi? Jakarta sudah tidak sabar menunggu kehadiran Anda untuk menggoyangnya dengan irama musik soul, R&B, hip-hop dan rap! Maju terus industri musik Indonesia di mata internasional.

http://www.djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=498&artis=Axis%20Jakarta%20International%20Java%20Soulnation%20Festiva

Selasa, 25 Agustus 2009

Udara Dingin Australia Jadi Inspirasi ‘Touch Rock’ Album Religi UNGU “Maha Besar”

Nampaknya, tahun ini akan begitu banyak inspirasi bagi seluruh umat Muslim yang merayakan bulan suci Ramadhan. Begitu banyak musisi yang berlomba-lomba dalam meluncurkan album religi mereka. Salah satunya Ungu yang kembali hadir menggebrak album religi setelah sukses tahun lalu dengan album religi mereka “Aku dan Tuhanku”. Ungu memang selama ini handal dalam menyajikan album religi yang fenomenal di kalangan musik sekuler.

Dalam press conference 21 Agustus 2009 kemarin, bertempat di Balai Pertemuan Yasmin, grup musik yang terdiri dari Pasha, Makki, Enda, Oncy dan Rowman ini membongkar segala macam seluk beluk peluncuran mini album religi “Maha Besar”, di bawah naungan Trinity Optima Production. Yang membedakan press conference tersebut dengan yang lainnya adalah mereka mengajak puluhan anak-anak yatim piatu panti asuhan Daarul Aitam untuk berbagi kebahagiaan. Apalagi, momen itu bertepatan sehari sebelum perayaan ibadah puasa berlangsung. Tentunya juga dihadiri oleh pimpinan dari panti asuhan tersebut, KH. Ahmad Qusyairi Syafaat,SH,M.Hum.

Uniknya, Ungu membuat gebrakan berbeda dengan melepas mini album religinya dengan touch rock. Terasa universal buat musik panggung. Kalau ditanya soal inspirasi, semua itu bermula di tengah malam, bulan Mei, di Australia pada saat pembuatan video klip album “Penguasa Hati”. Di tengah udara dingin yang menusuk, Pasha malahan mendapat inspirasi untuk menciptakan lagu “Dia Maha Sempurna” dengan meminjam gitar Enda karena saat itu ia tidak membawa gitar. Enda hanya bisa tertawa karena saat itu sudah pukul 12 malam dan ia sudah tidur lelap. Namun, bagi Pasha pembuatan lagu ini tidak bisa ditunda. Alhasil, lagu itu menjadi single pertama dari album “Maha Besar” itu.

Lagu lainnya ada yang bertajuk “Hanya Kau” yang diciptakan oleh Enda dan kolaborasi dengan Pasha menulis lagu “Maha Besar”. Sentuhan rock yang cukup tebal bisa kita rasakan pada “Maha Besar”. Enda bersama Oncy memasukkan unsur distorsi gitar yang cukup ‘tebal’ pada interlude lagu itu. Tidak heran toh Oncy adalah mantan gitaris Fungky Kopral yang terlatih bermain di area musik funk-rock.

Sore itu, tidak hanya anak-anak yatim piatu yang mendapatkan kebahagiaan karena dapat bertemu muka langsung dengan grup musik idola mereka. Tetapi, semua orang yang hadir di sana pun turut merasakan kebahagiaan karena press conference yang disponsori oleh salah satu provider telkomunikasi terkemuka yang menghadirkan ponsel seri Muslim itu mengadakan door-prize dengan membagi-bagikan sejumlah ponsel itu kepada puluhan pers yang memang sedang beruntung.

Bagi para penikmat musik, kita juga akan "kecipratan" kabar baik dari kreatifnya mini album “Maha Besar” dalam hal packaging. Mereka menyebutnya CD mini album interaktif Ungu. Di album ini juga terdapat CD interactive yang berisi menu eksklusif mengenai Ungu, apabila CD diputar di komputer. Menu eksklusif tersebut meliputi: Behind the scene pembuatan album, gallery (incl. wallpaper Ungu), lirik & chord lagu, perjalanan album religi dan Cliques Fans Club Ungu (incl. formulir pendaftaran).

Ungu pun tidak lupa menjalankan amal ibadahnya dengan menjalankan bakti sosial melalui program Basuh – Bantuan Kasih Ungu, yakni sebuah program pencarian dana untuk memberi santunan bagi yang kurang mampu, dalam bentuk sumbangan pemberian alat sekolah atau beasiswa.

Kalau ditanya motif utama di balik pembuatan album ini, pastinya bukannya uang. Buktinya, Ungu berkomitmen untuk menyisihkan sebagian dari penjualan mini album religi ini untuk disumbangkan. Mereka akan selalu membawa celengan berbentuk logo ‘G’ di setiap penampilannya selama bulan Ramadhan. Semua orang pun dapat menyisihkan sebagian hartanya ke dalam celengan tersebut melalui nomor rekening BCA: 350 900 23 99 a/n. PT. TOP / BANTUAN KASIH UNGU.

Ungu juga menyelipkan slayer berwarna ungu di dalam mini album tersebut. Itu merupakan simbolis dari mereka untuk menyerukan semangat kebersamaan saling tolong-menolong. Slayer tersebut akan digunakan semua personil Ungu saat manggung di bulan Ramadhan.

Di akhir acara, Ungu pun membawakan sejumlah lagu mereka yang ada di mini album tersebut. Bahkan, pimpinan panti asuhan KH. Ahmad Qusyairi Syafaat,SH,M.Hum turut diajak menyanyikan sepenggal lagu diiringi ucapan syukur dan doa. Sehingga, kita tidak hanya merasakan kemewahan sebuah pesta, namun juga rasa syukur dan berbagi dengan mereka yang kurang mampu.

Cari tempat sembunyi
Oh di manakah aku bisa sembunyi
Cari tempat sembunyi
Oh di manakah aku bisa sembunyi

Dia Maha Besar
Dia Maha Melihat
Dia Maha Tinggi
Dia Maha Sempurna

Itulah sepenggal reff dari lagu “Dia Maha Sempurna” yang dilantunkan Ungu dengan indah. Kata-kata boleh sederhana, namun bisa membawa kita kepada perenungan akan Maha Besar Sang Khalik, yang mengetahui setiap detil kehidupan kita sebagai manusia biasa. Bahkan, siap menangkap kita kembali apabila kita berusaha lari dan sembunyi.

Sebagai penikmat musik, kita sangat yakin mini album “Maha Besar” ini akan melahirkan lagu-lagu hits. Apalagi dilihat dari latar belakang Ungu yang sukses dengan 5 album reguler dan 4 album religinya yang terdahulu. Ungu dan Management mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa dan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1430 H.

http://www.djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=497&artis=Ungu

Review Album “HAY”

Perjuangan grup musik yang terdiri dari Husein (gitaris), Angga (drumer), Yudhi (vokalis) sejak September 2006 tidaklah percuma. Akhirnya di tahun ini mereka bisa merilis album perdana yang bertajuk “Hay”. Sudah bisa ditebak kalau nama grup musik ini merupakan kependekan dari setiap nama personil di dalamnya. Lirik-lirik yang terdapat di dalamnya memang sederhana dan pendek dengan genre pop yang dihiasi dengan sedikit blues. Namun, secara keseluruhan dapat menyentuh hati pendengar mengenai percintaan dalam berbagai sudut pandang. Jatuh cinta, bahagia, sedih, cemburu, patah hati dan bimbang, semuanya ada di sini.

Dibuka dengan track pertama yang bertajuk “Ah… Percuma” yang langung membawa kita kepada kepedihan hatinya. Baru-baru ini, lagu ini memang telah menjadi single dan eksis di berbagai radio. Lirik boleh terdengar sedih, tapi pembawaan lagu memang tidak terlalu mellow karena ada sentuhan permainan musik yang bermain dengan menggunakan sedikit beat.

Saat ku butuh kamu,
kau di mana.
Saat ku inginkanmu

kau malahan menghilang
Ah… Percuma punya kamu,
ah… percuma, percuma…

Track selanjutnya, “Hay” membawa kita kepada kecemburuannya dalam “CSTD” a.k.a “Cukup Sudah Tentang Dia”. Permainan musik lebih sedikit lembut dengan pembawaan agak serius. Lalu langsung saja ke track kelima “Tak Usah” yang menghantarkan kita pada kesedihan.. Ini merupakan single grup musik ini yang dirilis bulan Februari 2009 lalu.

Kisah indah telah berakhir,
sisakan rindu sepi,
bayangmu selalu menghantui,
temani aku lagi

Keseriusan “Hay” dalam percintaan terlantur dalam “Percayalah”. Klimaks patah hati yang tidak terobatkan tergambar dalam “Sakit Hati”. Kekaguman “Hay” akan seorang wanita bernama Hany terlukis dalam “Hany”.

Secara keseluruhan, vokal memang dirasakan agak biasa. Namun, permainan gitar dari Husein, drum dari Angga dan keyboard oleh produser mereka, yakni Pay mampu membuat lagu-lagu di dalamnya lebih hidup. Hay memiliki prinsip ‘Hidup dari musik dan menghidupkan musik Indonesia, negeri tercinta’. Sebagai penikmat musik pop, kita mengharapkan agar Hay memang bisa menghidupkan industri musik Indonesia dengan kesederhanaan liriknya, yang mudah diingat terus.

Track list:
1. Ah…Percuma
2. CSTD
3. Datanglah
4. Diam
5. Tak Usah
6. Percayalah
7. Sakit Hati
8. Terserah
9. Hany
10.Seharusnya

http://www.djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=496&artis=Hay

Jumat, 21 Agustus 2009

Rr. Rahma Menembus Persepi Lagu Religi Lewat Dahsyatnya Album “Menuju-Mu”

Apa yang ada dalam persepsi kita jika mendengar album religi? Mungkin saja kita akan mempersepsikan band yang personilnya terdiri dari para pria atau mungkin album yang dinyanyikan oleh penyanyi senior. Seorang Rr. Rahma Sekar Savitri mampu menembus berbagai persepsi itu.

Tahun 2009 inilah waktu terindah yang Tuhan berikan kepada Rr. Rahma untuk menuai apa yang selama ini ia tabur. Demi mewujudkan mimpi untuk bergerak di bidang tarik suara, ia rela cuti dari kuliah hukumnya di USU. Padahal, ia bukanlah termasuk mahasiswi terbelakang yang tidak memedulikan pendidikan. Sejak duduk di bangku SD hingga SMA, ia kerap menerima bea siswa dari sekolahnya. Masih banyak prestasi yang telah ia gapai, seperti juara lomba lagu pop religi se-Bandung 2006, juara lomba model se-Bandung 2003 dan lain-lain.

Perantauan Rr. Rahma di Jakarta selama dua tahun rupanya tidak sia-sia karena dari pihak Rahma Management dan CSA Records pada tanggal 20 Juli 2009 kemarin, bertempat di Atmosphere CafĂ©, Bandung telah merilis album religinya yang bertajuk “Menuju-Mu”. Mereka sangat berharap agar album ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas, terutama untuk memberi warna berbeda pada generasi muda dalam hal religi. Apalagi bertepatan dengan bulan Ramadhan yang akan muncul sebentar lagi.

Lagu-lagu religi dalam album Rr.Rahma perdana ini dibuat dengan konsep menyentuh kalbu dan enak didengar setiap waktu baik oleh generasi tua dan muda. Beberapa lagu slow pop dengan lirik lagu religi yang kuat seperti “Kembali Pada-Mu”, “Menuju-Mu” dan “Jihad” diharapkan akan memberikan nuansa spiritual yang kuat dan lebih disukai generasi tua. Sedangkan beberapa lagu-lagu pop kreatif dengan lirik yang lebih ringan seperti “Senandung dari Hati”, “Keagungan-Mu” serta “Pintaku Pada-Mu” diharapkan akan lebih disukai oleh kaum muda. Musik dengan beat yang riang pada lagu “Hari yang Fitri” memberi nuansa yang berbeda dari album ini. Dalam album ini juga disisipkan satu lagu religi berbahasa Inggris, “Remission” yang dinyanyikan dengan suara khasnya, layaknya seperti penyanyi-penyanyi pop dunia. Perpaduan lagu-lagu yang variatif dalam album ini diharapkan akan menjadi album religi yang unik dan belum pernah ada sebelumnya.

Album Rr. Rahma ini diciptakan dan diaransir oleh para musisi pop dalam komunitas pencipta lagu religi. Sebagian diciptakan oleh orang yang berpengalaman dalam menciptakan lagu-lagu sinetron religi. Sebagian lagi para musisi jazz-pop dan sebagian lagi adalah dari kalangan pemerhati lagu-lagu religi. Perpaduan berbagai personil pencipta dan pengaransir serta pemain musik ini menjadikan album ini cukup kaya warna. Yang jelas lagu-lagunya serta aransemen musiknya sudah disesuaikan dengan warna vokalnya yang sangat khas.

Belum tentu wanita muda seusia Rr. Rahma di luar sana berani mengambil jalur religi dalam berkarir karena begitu langkanya wanita yang berkecimpung di album religi. Malah kebanyakan lebih menyukai jalur pop sekuler yang mengobral percintaan di tengah anak muda. Namun, penyanyi kelahiran Asahan, 19 Juni 1987 ini dengan mantap melangkah dan terbukti pula sebagai penyanyi religi, ia berani menggunakan jilbab di usia muda.

Track list:
1. Menuju-Mu
2. Jihad
3. Senandung dari Hati
4. Kuserahkan
5. Kembali Pada-Mu
6. Pintaku Pada-Mu
7. Remission
8. Keagungan-Mu
9. Hari yang Fitri

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=495&artis=Rahma



Mengenang “Bintang Kehidupan” Seorang (Alm) Nike Ardila

Malam malam aku sendiri
Tanpa cintamu lagi oh..oh
ho..ho

Hanya satu keyakinanku
Bintang kan bersinar
Menerpa hidupku
Bahagia kan datang .. oh oh


Itu adalah sepenggal bait terakhir dari lirik lagu “Bintang Kehidupan” yang diciptakan oleh Deddy Dores dan dipopulerkan oleh (alm) Nike Ardila. Ya, salah satu harapan (alm) Nike Ardila di tahun 1990-an agar bintang bersinar dan kebahagiaan datang sudah tercapai saat ini dengan adanya single “Bintang Kehidupan” yang diramu oleh Baron Soulmate.

Album “Flying High” memang sudah dirilis sejak tahun 2008 silam dan singlenya sudah dibuat hingga 3 single. Saat ini, Baron Soulmate memang sedang mempersiapkan album kedua mereka. Uniknya, mereka juga sedang mempersiapkan single hits “Bintang Kehidupan” yang lagunya ada di album “Flying High” di bawah naungan Nagaswara Record.

Lagu lawas milik (alm) Nike Ardila itu sama sekali tidak diubah liriknya. Hanya ditambahkan dengan aransemen yang lebih kreatif saja. Grup musik yang terdiri dari Baron (gitaris), Jimmy (drumer) dan Ary (vokalis) ini merasa cocok lagu itu dibawakan oleh mereka yang musiknya bergenre pop rock. Apalagi, mereka juga sangat terinspirasi dengan setiap karya sang legenda, Deddy Dores. Makanya, Deddy Dores juga dilibatkan dalam penyuguhan single ini. Sahabatnya, Yovie Widianto dilibatkan sebagai co-arranger dan Baron sendiri adalah produsernya.

Sempat menuai protes saat menyanyikan lagu “Bintang Kehidupan”, namun hal itu bukan penghalang bagi mereka. Malahan dijadikan sebagai batu loncatan untuk memberikan sesuatu yang berbeda. Kembali menyanyikan lagu lawas milik orang terkenal, bukan karena tidak kreatif atau sekedar latah. Justru Baron Soulmate hanya ingin mengangkat dan mengapresiasi musisi lama agar karyanya tetap abadi, salah satunya untuk mengenang (alm) Nike Ardila. Lagipula, soal kemampuan mereka dalam bermusik tidak bisa diragukan lagi. Toh, Baron merupakan mantan gitaris band GIGI yang menjadi penggagas band /rif, Wali, Delima, Tarzan Boyz dan Radja.
Salut untuk Baron Soulmate yang mempunyai gaya modern dalam bermusik, sehingga mampu menghasilkan banyak band yang modern. Namun, tidak melupakan sejarah musik Indonesia yang dari dulu memiliki karya-karya lawas berkualitas yang patut untuk dikenang dan diabadikan.

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=494&artis=Baron%20Soulmates


Meet and Greet with Secondhand Serenade a.k.a John Vesely (Happy and Expressive Like Summer)

Banyak orang yang salah mengartikan ketika pertama kali mencoba untuk berkenalan dengan musiknya. Secondhand Serenade adalah proyek rock akustik solo dari Amerika yang dimotori oleh John Vesely sebagai vokalis sekaligus gitaris. Bukan nama sebuah grup musik. Penampilannya didukung oleh elemen orkestra dan iringan band. Sebagai penyempurna, ia mengajak dua produser industri heavyweight, Danny Lohner (Nine Inch Nails) dan Butch Walker (Fall Out Boy).

Pagi itu, Sabtu, 8 Agustus 2009 DJWIRYA.COM (DW) mendapatkan kesempatan dari Warner Music Indonesia yang mendalangi munculnya album baru Secondhand Serenade, yang bertajuk “A Twist in My Story”, untuk melakukan meet and greet dengan John Vesely di ruang Sumba, hotel Borobudur. Keramahan John dengan tingkahnya yang begitu ekspresif, langsung membuat DW merasa nyaman untuk melakukan interaksi dengannya. Berhubung waktu yang diberikan begitu singkat, DW tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja.

DW: John, gimana pendapat kamu tentang cuaca di Jakarta?
John: I love it! Saya sangat suka dengan cuacanya. Saya suka dengan iklim tropis seperti ini. Persis seperti waktu saya pernah ke Filipina, dengan iklim tropisnya yang panas dan hangat.

DW: Kamu pernah ke Bali?
John: Oh, belum. Tapi, besok saya akan berangkat ke Bali.

DW: Berapa hari kamu di Jakarta?
John: Saya baru datang kemarin malam dan besok langsung menuju Bali. Sepertinya besok saya langsung berenang. Hahaha..

DW: Perasaan kamu gimana saat Java Rockin’land mengundang kamu?
John: Wow tentu sangat senang. Saya tidak menyangka karena saya kan tinggal di Eropa, tiba-tiba manager saya menunjukkan pesan di email bahwa saya diundang datang ke Indonesia. Ini seperti tamasya buat saya. Saya kan pernahnya ke Filipina yang cuaca dan budayanya memang agak sama dengan Jakarta. Ini cuaca favorit saya. Hangat. Sangat excited mempunyai pengalaman baru. Sangat menyenangkan!

DW: Apa sih yang jadi inspirasi kamu?
John: Inspirasi? Saya punya banyak inspirasi. Saya pikir semua orang juga begitu. Dalam kehidupan nyata, segala macam hal yang kita lakukan, segala macam perkembangan dalam hidup dan apa pun yang kita lakukan, mau baik atau pun buruk, perubahan hidup dan lain-lain itu menjadi inspirasi buat saya. Saya ingin terus bertumbuh dalam proses khususnya dalam menulis lagu dan itu tercipta lewat album baru saya yang berbeda dari sebelumnya. Saya terinspirasi dari apa yang saya bisa lakukan dengan lebih baik.

DW: Gimana cara kamu membangun hubungan pertemanan dengan fans di Indonesia?
John: Ouw, saya suka Twitter.
DW: Nama kamu di Twitter apa?
John: secondhandjohn. Dalam konser saya yang terakhir kemarin, yang mengagumkan sekitar 75 atau 85 % pengunjung Twitter menyatakan bahwa mereka sangat enjoy dengan pertunjukkan yang saya berikan. Orang-orangnya itu dari Taiwan, dan lain-lain. Ini sangat excited buat saya karena akhirnya saya bisa berikan yang terbaik.

DW: Apakah kamu suka gugup?
John: Oh, tentu tidak! Karena setiap saya berdiri di atas panggung, saya merasa nyaman. Semua orang yang melihat kamu berharap kamu tampil dengan baik. Makanya kamu harus bisa memberikan yang terbaik, jadi tidak mengecewakan mereka. Tidak ada alasan untuk gugup.

DW: Kamu takut enggak datang ke Jakarta?
John: Oh, enggak sama sekali tuh. Opini saya adalah setiap negara memiliki isu-isu tersendiri. Contohnya kalau ke New York bisa ketemu perampok, flu babi. Hahaha… apalagi kalau bicara soal politik di negara masing-masing yang memang punya masalah sendiri. Lagipula saya nyaman dengan keamanan dan penjagaan yang ada di sini. Tidak ada kekuatiran dan saya sangat senang di sini.

DW: Berapa banyak lagu yang akan kamu nyanyikan nanti?
John: Waktunya kan sekitar 1 jam 15 menit, paling-paling sekitar 12 sampai 14 lagu.

DW: Apa pendapat kamu tentang orang Indonesia? Khususnya para gadis di luar sana?
John: Oh, cantik, tentunya. Sangat-sangat cantik. Menarik dan baik.

DW: Apa sih yang kamu harapkan dari festival ini?
John: Saya berharap banget semua orang bisa show up dan antusias karena kita akan membuat semuanya menjadi pertunjukkan yang interaktif. Ini bisa menjadi pengalaman yang menarik karena orang-orang bisa melihat perkembangan musik saya terus-menerus.

DW: Lalu apakah kamu akan mempromosikan Indonesia di negara kamu?
John: Tentu iya. Sama seperti ketika saya ikut tour besar ke Australia dan Bangkok untuk mengadakan pertunjukkan di sana. Itu semua adalah pengalaman yang menyenangkan untuk mempromosikan setiap negara yang pernah saya kunjungi.

DW: Kamu punya mimpi gak buat adain kolaborasi dengan musisi lain?
John: Oh, iya tentu. Selalu! Tentu banyak orang-orang dalam pikiran saya yang bisa saya ajak kolaborasi. Biasanya kalau ada pertunjukkan saja saya suka mengajak orang lain bersama. Itu sangat menyenangkan. Ya, nantikan saja record saja yang terbaru.
DW: Rahasia ya?
John: Iya, rahasia. Hahaha….

DW: Coba deh kamu jelasin tentang diri kamu!
John: Saya orang yang paling berbahagia. Hahaha… saya senang traveling, bertemu dengan banyak orang baru, bertumbuh, dan menyenangi apa yang saya lakukan, main musik dan menikmati kesibukan saya. Berbeda ketika saya masih remaja. Saya adalah anak yang malas, memakan waktu yang banyak kalau disuruh membereskan kamar, lamban dalam mengerjakan PR. Saya sangat malas! Namun, ketika saya menemukan apa yang saya suka dan menikmati kesibukan saya, saya menjadi orang yang lebih berbahagia.

DW: Bagaimana sih prosesnya kamu bisa manggung di festival ini?
John: Saya sudah dihubungi jauh-jauh hari dari beberapa bulan sebelumnya. Kakak saya juga banyak bercerita tentang musisi berkualitas yang cukup banyak mengisi festival tersebut. Selain itu, bantuan dari manager saya juga sangat membantu prosesnya, sehingga menjadi sangat mudah prosesnya.

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=493&artis=Gudang%20Garam%20InterMusic%20Java%20Rockinland%202009

Gudang Garam InterMusic Java Rockin’land 2009 (Rock Like Never Before!!!) – 9 Agustus 2009

Kemacetan total yang terjadi pada tengah malam-malam buta di sepanjang Ancol akibat menonton penampilan Mr.Big, tidak membuat jera para pengunjung untuk kembali menapaki jejak pasir di Pantai Karnaval pada 9 Agustus 2009, yang merupakan hari terakhir festival. Walaupun pengunjung memang tidak sepadat sehari sebelumnya. Mungkin karena faktor keesokan harinya adalah hari Senin, di mana semua orang harus beraktivitas normal dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Hebatnya, sampai hari terakhir momen ini, keamanan berjalan dengan lancar. Tidak ada keributan sekecil apa pun. Polisi pun masih terus senantiasa berjaga-jaga di berbagai sela untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ini menjadi salah satu keunggulan konser yang akan membawa nama baik bangsa di mancanegara.

Mereka yang tampil pada hari itu adalah Renaissance Blvd, Mew, Bagga Bownz (Holland), Third Eye Blind. Sedangkan dari negeri sendiri ada Slank, The Flowers, Bitter Ballen, The Monophones & Sare, Respito, Aksara Music Workshop, Cassanova, Friends of Mine, Zeke & The Popo, TIKA & The Dissidents & Fall, Invictus, Locomotive, J Rocks, Killed by Butterfly, Pee Wee Gaskins, The Upstairs, Speedkill & The Sabotage, Amazing in Bed, Mike’s Apartement, GIGI, Superman Is Dead, The Brandals, DVD Boy, Holy City Rollers & Goodnight Electric dan Noxa.

Penempatan band dengan stage tempat mereka beraksi, masih sama formulanya seperti kemarin. Sudah dipastikan orang-orang akan lebih antusias dalam menyaksikan Slank, Mew, Third Eye Blind, J Rocks, GIGI. Acara yang sudah dijadwalkan bisa dilaksanakan dari awal hingga akhir. Tidak ada pengaretan jam konser yang terlalu lama yang mengganggu kenyamanan pengunjung.

Persis seperti /rif, Slank seakan-akan menjadi band pembuka festival ini walaupun sesungguhnya masih ada band lain yang tampil terlebih dahulu. Band ini memang layak tampil di acara apa pun. Dahulu, Slank selalu beraksi di panggung Java Festival, kini ia dipanggil lagi untuk mengisi kekosongan di GG Intermusic Stage. Kehadiran Slank sangat berpengaruh di mana pun karena pengalaman makan asam garamnya dalam bermusik yang sudah puluhan tahun. Apalagi mereka mengaku sudah lama tidak membawakan musik rock dan inilah momen tepat untuk mengguncang Jakarta dengan musik rock!

Dalam perebutan tepat, orang-orang telah banyak belajar sejak dua hari kemarin. Panggung Slank bubar dan hanya kosong sementara saja. Setelah itu stage pun dipenuhi lagi oleh lautan manusia yang bersiap-siap melihat aksi Mew yang tampil satu setengah jam lagi. Gara-gara hal ini, penampilan band luar Renaissance Blvd terasa kurang menggigit di panggung. Agak sepi pengunjung yang berdatangan padahal mereka adalah band luar yang biasanya lebih beraura dibandingkan band lokal.

Mew tampil bagai menghipnotis semua khalayak ramai yang menyaksikannya. Aransemen musik yang terdengar berantakan dan tidak teratur itu justru menjadi keunikannya. Semua lagu yang terdapat di dalamnya mampu dimasukkan ke dalam aransemen yang berantakan itu. Pekerjaan yang sulit, namun Mew membuktikkan bahwa mereka bisa!

Di stage yang sama, Third Eye Blind akan tampil satu jam lagi. Banyak juga pengunjung yang antusias untuk menunggu idolanya itu muncul meskipun harus menunggu dengan cukup lama. Namun, eksistensi J Rocks sebagai band lokal juga mampu menarik banyak orang untuk menghampirinya di Telkomsel Stage. Ini merupakan salah satu kebanggaan karena para personil J Rocks yang masih tergolong muda, namun mampu menandingi aksi panggung yang memukau dari seniornya, seperti Slank, /rif dan Netral. J Rocks benar-benar bibit masa depan!

Bagga Bownz muncul kembali di hari terakhir ini setelah sebelumnya mereka juga tampil pada hari pertama. Mungkin karena letak stage yang kurang strategis, di Soundtastic Stage menyebabkan pengunjung yang menghampiri stagenya tidak terlalu melimpah. Ditambah lagi penampilan mereka berbarengan dengan J Rocks. Namun, tidak bisa dipungkiri kalau musisi luar terlihat lebih beraura. Pengunjung stage terlihat sangat menikmati musik dan aksi panggung Bagga Bownz. Kali ini, mereka tampil jauh lebih baik daripada hari pertama. Tarikan vokal Mellow-C yang khas mampu melawan kemampuan nge-rap L Rock, plus bebunyian gitar XLR, gebukan drum Koen Herfst dan betotan bas Wong Jr yang berlapis. Mellow-C juga banyak berinteraksi dengan pengunjung stage dengan kemampuan bahasa Indonesianya yang terbilang cukup baik untuk kategori orang asing.

Begitu penampilan J Rocks dan Bagga Bownz berakhir sudah dipastikan ketika kembali lagi ke GG Intermusic Stage, tempat sudah semakin padat dan terisi penuh. Siapa lagi kalau bukan Third Eye Blind yang mampu membuat semua orang berharap-harap cemas akan aksinya yang sangat memukau. Sound efek terasa sempurna apalagi notasi melodius nan menggigit serta kocokan gitar ritem yang catchy menjadi ciri khas band ini. Tak diduga di akhir acara tepat setelah kembang api bertebaran di atas, mereka menyanyikan salah satu karya Michael Jackson.

Kembang api yang dimunculkan di penghujung acara memang terlihat begitu mengagumkan setiap mata yang memandang, namun percikkannya membuat mata dan hidung perih. Sangat mengganggu kenyamanan khalayak yang sedang menikmati acara. Seharusnya hal ini sudah diperhatikan sebelumnya oleh pihak panitia acara.

Selang beberapa menit, setelah Third Eye Blind membubarkan diri padahal penonton masih ingin menyaksikan aksinya, mereka langsung menyerbu Telkomsel Stage tempat GIGI unjuk gigi. Nama besar dan aksi panggung band dengan pentolan Arman Maulana ini sulit untuk dilewatkan meskipun hanya band lokal dan lagunya sudah sering kita dengar. GIGI pun semakin bersemangat dalam menunjukkan aksi pop dan rock dalam jiwa mereka begitu melihat kerumunan fans setianya walaupun waktu sudah hampir tengah malam. Semua fans dengan lancar mampu menyanyikan setiap lagu GIGI yang sudah mendarah daging itu.

Arman pun di tengah penampilannya sempat berinteraksi dengan pengunjung. Berharap agar festival ini terus diadakan tahun depan atau mungkin setengah tahun lagi karena ia sangat berharap bisa terus eksis di festival itu. Memang tidak sia-sia perjuangan GIGI membangun nama besar selama belasan tahun lamanya sehingga ia bisa terlihat memukau saat mengguncang Jakarta dengan musik rock malam itu.

Secara keseluruhan festival berlangsung dengan sangat baik. Terlihat dari jumlah pengunjung yang antusias berdatangan ke konser tanpa takut menghadapai isu bom di mana-mana. Semua band luar negeri pun sama sekali tidak gentar untuk berkunjung dan mengguncang Jakarta dengan musik rock. Komentar-komentar dari mereka semuanya positif tentang Indonesia, walaupun negara ini sedang mengalami banyak masalah. Namun, bagi mereka setiap negara mempunyai isu masing-masing dan bukan berarti harus ada ketakutan untuk menjejakkan kaki ke Indonesia, khususnya kota Jakarta! Ini juga mengajarkan kita, sebagai bangsa Indonesia untuk tetap memiliki pemikiran positif tentang negara sendiri. Kalau musisi luar saja bisa seperti itu, terlebih lagi kita! Wow, siap-siap saja dengan Gudang Garam InterMusic Java Rockin’land yang bisa jadi diadakan tahun 2010 nanti. Pasti akan lebih meriah dan memukau!

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=492&artis=Gudang%20Garam%20InterMusic%20Java%20Rockinland%202009

Gudang Garam InterMusic Java Rockin'land 2009 (Rock Like Never Before!!!) – 8 Agustus 2009

Banyak yang bilang malam minggu adalah malam yang panjang dan tak terasa habisnya untuk dijalani. Festival ini pun membuktikan kebenaran tersebut. Pengunjung yang hadir jumlahnya mencapai berkali-kali lipat dibandingkan sehari sebelumnya. Jalanan sepanjang Ancol saja semakin padat macetnya apalagi saat menuju gerbang antrean.

Calo pun tidak ketinggalan aksinya dalam mendalang tiket sebanyak-banyaknya agar bisa dijual kembali. Tragisnya, harga tiket yang ditawarkan oleh para calo di luar Pantai Karnaval sana bisa jauh lebih mahal daripada harga aslinya, berada dalam kisaran Rp 150.000,- s/d 250.000,-. Dengan alasan Mr.Big tampil dan harga pun berbeda dari harga kemarin. Apalagi, tiket yang dijual panitia sudah ludes tanpa sisa. Bagi yang belum memiliki tiket, malam itu merupakan malam yang kesulitannya sama seperti menghadapi penjual daging sapi yang menjual daging 3 kali lipat lebih mahal di hari raya Lebaran.

Keamanan tetap bisa terjaga dengan baik walaupun suasana begitu ramai bak semut yang ada di televisi rusak. Lagi-lagi panitia tidak mencocokkan ID pers dengan KTP sesuai peraturan. Sehingga, bisa saja ini dijadikan kesempatan untuk meminjamkan ID pers kepada orang lain. Suasana yang begitu ramai, bisa jadi merupakan alasan panitia yang tidak mungkin kerajinan mencocokkan foto yang ada di ID pers secara detil dengan wajah pemilik ID pers.

Etos kerja yang para panitia tunjukkan bisa dikatakan baik karena jadwal acara terlaksana secara keseluruhan dengan baik dan tidak memakan waktu lama untuk mengaret. Sehingga tidak merugikan manusia yang begitu ramai dan rajin mengantre beberapa jam sebelumnya untuk menyaksikan idola mereka tampil.

Mereka yang tampil di hari itu, antara lain Secondhand Serenade, Motherjane (India), Mr.Big. Sedangkan dari negeri sendiri ada /rif, Endank Soekamti, The S.I.G.I.T, Silent Farewell, Anda with the Joints, Clover & Risky Summerbee & the Honeythief, Papergangster, Airport Radio, Time Bomb Blues, Aksara Music Workshop, She, Siksa Kubur, Superglad, MRA Media Group Presents: ROXX, Bite, Tribute To Immortal Legends, Bangkutaman & Southern Beach Terror, Beside, Everybody Loves Irene, Kunci, Pure Saturday, Rock ‘n Roll Mania, Armada Racun & Gribs, Komunal, Efek Rumah Kaca, White & The Couples Company & The Adams, Melody Maker dan Sarin.

Sama seperti hari kemarin, soal penempatan musisi disesuaikan dengan kualitas mereka dengan jam-jam yang juga telah diatur. Jam 20.00 ke atas untuk band yang lebih tenar karena itu merupakan jam-jam dengan pengunjung jauh lebih ramai. Kehadiran Mr.Big yang sudah dinanti-natikan oleh sebagian besar fansnya karena band fenomenal ini sempat vakum selama 7 tahun dipastikan akan membuat band underground dan indie hanya berfungsi sebagai pelengkap saja.

Kebanyakan orang yang datang dari awal langsung menuju GG Intermusic Stage untuk menyaksikan /rif. Siapa yang tak kenal dengan pelantun lagu “Radja” ini. Bisa dikatakan /rif menjadi pembuka bagi festival ini meskipun banyak band lain yang telah terlebih dahulu tampil. Nama besar dan penampilannya yang memukau menjadi magnet yang mampu menarik pengunjung yang memang datang lebih pagi. Inilah salah satu nilai plus dari penampilan band lokal.

Sayangnya, penampilan band seperti Siksa Kubur, Superglad, MRA Media Grup Presents: ROXX, Bite, Tribute To Immortal Legends, Bangkutaman & Southern Beach Terror, Beside tidak terlalu dianggap penting oleh khalayak. Dikarenakan mereka lebih memilih untuk terlebih dahulu menempati GG Intermusic Stage, yang menjadi tempat Secondhand Serenade tampil. Padahal, masih harus menunggu satu setengah jam lagi agar bisa melihat John Vesely a.k.a Secondhand Serenade muncul menunjukkan kemampuannya bermusik. Itu semua dilakukan untuk mendapatkan tempat terbaik di antara kerumunan orang yang juga merupakan fans dari Secondhand Serenade.

John Vesely pun tampil dengan tidak mengecewakan penggemarnya yang segudang itu. Vokalnya yang khas mampu membuat semua orang yang ada di depan stage turut menyanyikan lagunya. Semuanya diiringi dengan petikan gitarnya yang khas, elemen orkestra dan iringan band. Karisma yang ada pada dirinya mampu menyulap semua mata, khususnya para gadis untuk terus bertahan menyaksikan penampilannya sampai akhir meskipun harus berdesak-desakkan ria.

Setelah penampilan Secondhand Serenade berakhir, stage memang kosong karena semua orang bubar. Namun, kekosongan itu hanya sementara. Beberapa menit kemudian, stage terisi lagi oleh kerumunan orang dalam waktu yang singkat guna menunggu penampilan sang legenda yang fenomenal Mr.Big. Padahal, penampilannya berlangsung satu setengah jam kemudian dan masih banyak band lain yang mengisi acara.

Band asal India, Motherjane, juga mampu menarik sejumlah massa untuk larut dalam karyanya. Unik memang karena India dari awalnya terkenal dengan musik yang membosankan dengan background kuno dan tidak tercermin unsur rock sama sekali. Namun, Motherjane mampu memberikan nuansa rock yang berbeda dengan deruan distorsif impulsif ala mereka. Tak heran jika Motherjane menjadi satu-satunya band India yang berhasil menembus chart di radio Amerika, Jepang dan Meksiko. Benar-benar pembuat sejarah bagi negara India dalam memajukan musik rock. Bukan hanya penonton yang mengisi stagenya yang menikmati pertunjukkannya, namun orang-orang yang sedang menunggu penampilan Mr.Big mata dan telinganya tidak bisa lepas untuk mengagumi band asal India itu.

Puncak acara terasa pada kehadiran Mr.Big walaupun penampilannya bukanlah penampilan terakhir karena ada band lain yang tampil pada jam terakhir. Seluruh pengunjung yang masih tersisa banyak di sana seluruhnya memutuskan untuk menyaksikan aksi panggung Mr.Big. Malahan banyak juga yang sengaja menyempatkan waktu di sela kesibukan dan datang begitu malam hanya untuk menantikan Mr.Big. Mereka menganggap bahwa menonton aksi Mr.Big adalah suatu keharusan. Kalau menunggu nanti-nanti belum tentu bisa datang lagi ke Jakarta. Apalagi, band ini sempat vakum selama 7 tahun sebelumnya.

Efek sound yang dihasilkan terdengar sangat sempurna untuk Mr.Big yang memang dinilai terlalu sempurna. Lirik lagu boleh ringan, tapi pengemasan aransemen lagu berhasil memberi warna tersendiri bagi genre rock. Harmoni gitar yang memorable juga menjadi formula mereka dalam bermusik malam itu. Interaksi berlangsung baik karena semua orang turut menyanyikan lagu mereka yang fenomenal itu. Stage penuh dan terasa tidak ada ruang untuk bernapas berkat hadirnya Mr.Big yang membuat semua insan tak rela kehilangan momen sedetik pun terhadapnya.

Masalah tidak selesai hanya sampai di situ saja. Karena pengunjung yang membludak, membuat jalanan sepanjang Ancol dipenuhi oleh berbagai macam kendaraan yang berlalu-lalang. Kemacetan pun terjadi cukup lama walaupun hanya untuk sekedar berjuang keluar dari pintu Ancol. Dalam konser hari itu, Mr.Big memang juaranya! Bukan hanya mengguncang Jakarta dengan rock, namun juga dengan kemacetan. Untungnya, hari itu adalah weekend dan tidak terlalu menjadi masalah. Perlu diancungi jempol bagi panitia dalam penempatan penampilan Mr.Big yang ditempatkan di hari Sabtu memang merupakan waktu yang sangat tepat.

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=491&artis=Gudang%20Garam%20InterMusic%20Java%20Rockinland%202009



Gudang Garam InterMusic Java Rockin’land 2009 (Rock Like Never Before!!!) – 7 Agustus 2009

Akhirnya, Java Festival Production didukung oleh Gudang Garam International dan Telkomsel telah sukses menggelar festival pop rock yang telah mengguncang Jakarta untuk pertama kalinya. Padahal, festival seperti ini sangat jarang diadakan di kawasan Asia. Istimewanya, momen ini diadakan selama 3 hari berturut-turut. Pada hari pertama jatuh di tanggal 7 Agustus 2009 bertempat di Pantai Karnaval, Ancol.

Keantusiasan penikmat musik rock terlihat dari sepanjang jalan Ancol yang lebih ramai daripada biasanya. Para calo tiket pun memanfaatkan kesempatan itu dengan baik untuk mendapatkan sisa tiket dari para panitia dan pers yang memiliki tiket lebih agar bisa dijual kembali untuk mendapatkan keuntungan. Harga tiket yang mereka jual pada hari itu rata-rata berkisar antara Rp 10.000,- s/d 30.000,-. Terlihat bahwa pemberantasan calo di festival itu memang tidak berjalan sama sekali. Padahal, kita perlu menghargai festival besar seperti itu yang akan membawa nama besar Indonesia dengan membeli tiket langsung dari pihak penyelenggara festival dengan harga yang sesungguhnya.

Keamanan pun terjaga dengan baik. Para panitia pun tetap konsisten untuk menyita setiap makanan dan minuman yang dibawa dari luar sesuai peraturan. Pemeriksaan tiket dan ID pers semuanya berjalan dengan baik karena semua pemilik ID pers dan tiket sudah terdaftar sebelumnya di data base mereka. Hanya saja, tidak dilakukan pemeriksaan yang lebih ketat lagi dengan mencocokkan KTP sesuai peraturan yang mereka tulis sebelumnya.

Mereka yang tampil pada hari tersebut adalah Bagga Bownz (Holland), Melee, Vertical Horizon, Joujouka Madskippers (Japan). Sedangkan dari negeri sendiri ada Andra and The Backbone, Naif, Burgerkill, Bunga, Alexa, Krayola & Skalie, Dead Squad, Candil & Friends, Aksara Music Workshop, Nadya Fatira, Seringai, Navicula, Idealego, Sajama Cut & The Borstal, Bagaikan, Netral, Koil, Killing Me Inside, Agrikulture, Ghaust & Monkey To Milionaire, Purgatory, Saint Loco, Denial & Vox, Circus.

Dalam menonton konser, tidak mungkin pengunjung bisa melihat semua band atau artis yang mengisi acara karena dari 8 stage tersebut, ada band atau artis yang bermain musik secara bersamaan. Dari jadwal acara yang telah tersusun, terlihat seperti ada perlakuan istimewa lebih kepada musisi kelas atas, baik dari dalam dan luar negeri yang ditempatkan pada stage yang strategis dan mudah terlihat. Contohnya, Andra and The Backbone, Melee dan Vertical Horizon ditempatkan pada stage GG InterMusic Stage. Naif, Bagga Bownz dan Netral ditempatkan pada stage Telkomsel Stage. Serba salah memang karena musisi yang berkualitas memang harus lebih ditonjolkan agar pengunjung tetap betah menunggu dan menyaksikan konser. Namun, hal ini seperti menganak tirikan band underground dan indie.

Juga terdapat ketimpangan antara band yang tampil pada jam yang bersamaan. Misalnya, Melee tampil pada jam yang sama dengan Drew. Vertical Horizon juga tampil pada jam yang sama dengan D’zeek. Otomatis orang akan lebih menanti-nantikan penampilan Melee dan Vertical Horizon ketimbang Drew dan D’zeek karena nama besarnya. Dalam konser ini, band-band yang diacuhkan itu terlihat hanya sebagai pelengkap saja untuk memenuhi stage yang kosong di Ancol.
Bagga Bownz yang berasal dari Belanda itu tampil dengan aksi panggung yang cukup memukau pengunjung. Unsur hip hop, metal dan urban dipadukan ke dalam bentuk aniaya sound yang terkontrol. Meskipun mata yang menyaksikan mereka tidak sampai memenuhi Telkomsel Stage waktu itu. Namun, daya tarik mereka sebagai band luar negeri mampu membuat orang terpukau. Yang tidak disangka-sangka penampilan Seringai di Soundcastic Stage pada jam yang bersamaan dengan Bagga Bownz, mampu menarik perhatian dengan pengunjung yang memenuhi stage itu. Padahal, kalau dipandang sebelah mata, Seringai hanyalah band lokal yang underground. Musiknya pun terdengar terlalu keras dan kasar.

Melee pun tampil begitu memukau di atas panggung. Soal panggung sudah pasti terisi penuh dengan penonton. Sang front-man, Chris Cron menyajikan lengkingan vokal dan gaya bermain piano yang begitu memukau. Tidak ada sedikit pun kelelahan yang terpancar di wajahnya. Padahal, bisa dikatakan ia bermain musik dengan sangat ekstra. Interaksi dengan pengunjung pun berlangsung baik. Apalagi sang vokalis, melontarkan pernyataan bahwa mereka sama sekali tidak takut datang ke Jakarta meskipun banyak isu negatif tentang Jakarta di luar sana akibat ledakan bom beberapa waktu lalu. Ini merupakan nilai plus dari festival tersebut di mata internasional.

Kehadiran Netral sebagai band asal Indonesia sangatlah membanggakan malam itu. Tidak ada perubahan berarti dari susunan personil dan karya mereka, namun tidak ada kata membosankan bagi setiap lagu mereka. Begitu penampilan Melee berakhir, stage tempat Netral unjuk gigi langsung diserbu massa. Interaksi begitu memukau karena terlihat lautan pengunjung yang turut serta menyanyikan karya mereka yang memacu semangat. Ditambah dengan Eno yang berkarisma dengan tabuhan drumnya yang mampu meningkatkan atmosfir hingga akhir penampilannya.

Sound music yang terdengar pada saat Vertical Horizon beraksi, terdengar sangat baik. Sangat mendukung lagu-lagu mereka yang sangat mudah diingat dan everlasting. Namun, sayangnya Vertical Horizon kurang dalam interaksi dengan pengunjung yang mencintai lagu mereka. Stage memang terlihat penuh dari awal acara, tetapi banyak orang pula yang mundur secara teratur karena mereka merasa bosan. Mereka pun memilih hanya untuk mendengarkan lagu saja di belakang panggung sambil duduk-duduk dan sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi malam semakin larut dan membuat mata mudah mengantuk. Hari pertama memang tidak terlalu membludak, sehingga terkadang suasana terasa agak seperti pentas seni sekolah yang membosankan.

Soal keunikan, pengunjung banyak juga yang menanti-nantikan Joujouka Madskipper yang berasal dari Jepang ini. Walaupun malam semakin larut, namun kebanyakan dari mereka tetap setia sampai band ini muncul. Sayangnya, pada penampilan mereka dirasakan seperti kurang ‘wah’ karena vokal mereka yang biasa-biasa saja. Padahal, kesan pertama yang mereka tunjukkan begitu unik dengan unsur art scene yang dikawinkan dengan musik elektronik.

Kelelahan pada festival di hari pertama, nampaknya tidak membuat semangat pengunjung menurun untuk menunggu hari esok. Di mana esok adalah hari istimewa di mana semua orang menghabiskan banyak waktunya di luar rumah. Apalagi ada Secondhand Serenade, Mr.Big dan lain-lain yang menanti kedatangan mereka.

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=490&artis=Gudang%20Garam%20InterMusic%20Java%20Rockinland%202009


Meet and Greet with Chris “Melee” Cron (The Emotional Pianist of Rock)

Jumat, 7 Agustus 2009 bukan hanya hari yang membanggakan bagi grup musik Melee yang akan mengguncang Jakarta dengan musik alternative rock mereka pada hari yang sama, pukul 20.30 WIB. Melainkan juga buat DJWIRYA.COM (DW) yang telah mendapat undangan dari pihak Warner Music Indonesia, selaku pihak yang merilis singlenya yang berjudul “Build to Last”, untuk melakukan meet and greet dengan Chris Cron, sang vokalis, keyboardist dan gitaris dari Melee.
Bertempat di ruang Bangka, hotel Borobudur, DW langsung disambut dengan hangat oleh Chris, dengan penampilan santainya yang hanya menggunakan kaos putih bergambar Snoopy ditambah celana jins. Lewat kesempatan ini, DW ingin mengenal siapakah sosok Chris, sang front-man yang selalu tampil memukau dengan gaya bermain pianonya yang ekspresif.

DW: Hai, Chris! Jelasin dong gimana perasaan kamu waktu Java Rockin’land mengundang kamu sebagai band yang akan tampil mengguncang Jakarta dengan musik rock?
Chris: Wow, excited! Sangat excited! Apalagi penampilan kita kan dipisahkan melalui studio selama beberapa bulan ini. Lewat konser ini kami benar-benar merasakan bahwa kami memang sebuah band. Keluar dari studio! Ini merupakan pengalaman pertama kali kami ke Jakarta. Pengalaman yang menarik! Sungguh excited!

DW: Oh, jadi ini pengalaman kamu pertama kali ke Jakarta? Wah, gimana nih perasaannya pertama kali ke Jakarta? Enggak takut tuh apalagi kan banyak isu tentang bom?
Chris: Oh, sama sekali tidak! Kami berani datang ke Jakarta dengan tidak ada perasaan takut sama sekali.

DW: Kalau motivasi kamu apa ketika manggung musik rock di Jakarta?
Chris: Motivasi saya? Oh, tentunya karena orang Indonesia! Ini kan adalah pengalaman pertama kami dan waktu yang tepat.

DW: Chris, sebelumnya kamu udah tau banyak tentang Indonesia?
Chris: Wah sama sekali enggak tau tuh. Saya kebanyakan di New York. Apalagi ini pengalaman pertama. Paling-paling cuma tau “Selamat malam”. Hahaha…. Good night.

DW: Apa sih yang kamu harapkan ketika orang banyak mendengar musik kamu?
Chris: Ehm.. musik yang menginspirasi dan positif. Banyak musik di luar sana yang sedih dan depresi. Itu sama sekali tidak membangun, tapi kami mau agar musik kami bisa menginspirasi mereka.

DW: Katanya kamu suka banget ya sama Travis? Apakah kamu sungguh excited waktu ketemu Travis di Singapura? Seberapa besar musiknya Travis memengaruhi kamu?
Chris: Ouw, musik yang sangat hebat! Sesuai tren. Apa ya? Pokoknya semua hal yang berhubungan dengannya sangat excited!

DW: Seperti mimpi yang jadi kenyataan-kah?
Chris: Oh, ya tentu. Cool. Apalagi waktu di Singapura saya pernah enggak sengaja bertemu dengannya di elevator. Hahaha.. It was cool.

DW: Tolong dong jelasin tentang lagu kamu yang berjudul “Can’t Hold On”!
Chris: Dulu saya punya tetangga yang hubungannya dengan saya, begitu pula dengan keluarganya. Ibunya meninggal karena terkena serangan jantung. Lagu itu untuk tentang keluarga mereka. Saya sedih, tapi herannya saya enggak menangis. Saya juga bingung kenapa bisa begitu kayak ada yang salah dengan diri saya. Hahaha.. ya lagu itu memang sengaja dibuat karena keluarganya telah banyak mendukung saya.

DW: Jadi kebanyakan lagu memang dari kehidupan sehari-hari ya?
Chris: Ya, saya kira begitu. Kita kan udah nulis banyak lagu dan begitu banyak pengalaman sedih kayak kehilangan kakek saya yang meninggal beberapa tahun lalu.

DW: Oh, sangat emosional-kah?
Chris: Ya, sangat emosional. Tepat sekali!

DW: Kamu punya enggak sih mimpi untuk bisa kolaborasi dengan musisi lain?
Chris: Pastinya! Kita udah nulis banyak lagu dan pasti kita punya mimpi buat nanyiin itu bareng musisi lain. Contohnya, Kevin Rhodes. Ya, saya sangat menyukai karya-karyanya.

DW: Siapa aja sih orang-orang yang udah ngedukung kamu untuk bisa hadir di Jakarta?
Chris: Siapa yang mendukung kami? Ehm.. sapa ya? Mungkin keluarga saya kali, ya.

DW: Di mana sih tempat favorit kamu buat nulis lagu?
Chris: Tempat favorit? Wah bingung juga tuh.. tapi, biasanya sih malam. Waktu udah mau ngantuk biasanya dapat inspirasi tuh. Hahaha…terkadang saya butuh untuk ke luar rumah, melihat gedung tinggi di Los Angeles, melihat tempat yang hangat. Ya, saya suka keluar rumah.

DW: Kalau soal memengaruhi orang lain dalam gaya bermusik kamu, apa yang kamu lakukan?
Chris: Mungkin memberikan musik yang menarik untuk didengar dan saya juga suka dengan musik klasik. Di mana itu menjadikan saya tertarik bermain piano. Dan itu bisa saya jadikan alat untuk memengaruhi orang lain dalam bermusik.

DW: Coba deh deskripsiin tentang kamu dalam 3 kata!
Chris: Stubborn, adventurous, in love.

DW: Pendapat kamu tentang orang Indonesia apa? Khususnya tentang cewek-cewek yang nge-fans sama kamu.
Chris: Hahaha.. wow, menyenangkan dan enak dilihat.

DW: Berapa hari kamu di Indonesia?
Chris: 5 hari dan besok kita akan berangkat ke Bali. Hehehe…

DW: Berapa lagu yang bakal kamu nyanyiin nanti malam?
Chris: 14

DW: Sudah sejauh mana sih persiapan kamu buat festival nanti malam?
Chris: Persiapan? Aduh apa ya? Bingung juga tuh kan baru pertama kali kemari.
DW: Ada ngelakuin ritual-ritual tertentu enggak?
Chris: Hahaha.. kalau ritual kayaknya gak ada deh. Hahahahah.. paling cuma pijit-pijit kecil. Hahaha… Gak lah, paling cuma berusaha untuk beri yang terbaik aja. Saya sangat excited dengan pengalaman pertama ini!

DW: Apa sih yang kamu harapkan dari festival ini?
Chris: Segala sesuatu yang membuat semua orang semangat. Ada yang melompat-lompat, tepuk tangan, ikut bernyanyi. Kira-kira seperti itu ya. Itu sangat menyenangkan.

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=489&artis=Gudang%20Garam%20InterMusic%20Java%20Rockinland%202009

Gudang Garam InterMusic Java Rockin’land 2009 – Part II (Guncanglah Jakarta dengan Musik Rock!! Rock Like Never Before!!!)

Selama 3 hari di tanggal 7, 8, 9 Agustus 2009, Gudang Garam InterMusic Java Rockin’land 2009, yang merupakan festival musik rock internasional terbesar di Asia Tenggara akan menggucang Jakarta dengan musik rock (Rock, like never before!!!). Jadwal memang tidak mengalami perubahan sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada press conference pertama yang berlangsung pada 1 Juli 2009 .

Melalui press conference yang kedua, pada tanggal 5 Agustus 2009, dari pihak narasumber Paul Dankmeyer, Peter F. Gontha dan Eki Puradireja kembali mempertegas festival ini akan tetap berjalan. Sama seperti kehidupan yang harus terus berjalan. Meskipun kita tahu bahwa baru-baru ini Jakarta mengalami peristiwa ledakan bom yang memakan banyak korban. Namun, pihak penyelenggara dari Gudang Garam sangat optimis akan festival ini. Buktinya, bukan hanya musisi lokal saja, seperti Slank, /rif, Andra and The Backbone, Superman is Dead, Burgerkill, Netral, Gigi, Killed by Butterfly, Bunga, Anda with the Joint, Bunga, Efek Rumah Kaca, Purgatory, Seringai, The S.I.G.I.T., The Flowers, The Brandals, dan lain-lain. Melainkan juga ada sederet musisi mancanegara, seperti Mr. Big, Secondhand Serenade, Third Eye Blind, Vertical Horizon, Melee, Renaissance Blvd (Amerika Serikat), MEW (Denmark), Joujuka (Jepang), Motherjane (India) dan Belanda (Bagga Bownz). Soal tiket, sejak kemarin sudah terjual kira-kira 32.000 tiket untuk 3 hari festival itu. Soal keamanan pun, sudah diperhitungkan dengan sangat baik.

Bukan hanya soal banyaknya musisi yang mengisi acara dan jumlah tiket yang terjual dalam jumlah besar, melainkan juga keantusiasan pers yang meliput festival ini. Sudah tercatat kurang lebih ada 300 media yang akan meliput. Kalau dihitung secara jumlah personal bisa mencapai 700-an. Di dalamnya juga terdapat pers dari luar negeri yang akan meliput.

Dilihat dari daftar musisi yang mengisi acara, memang tidak semuanya murni bergenre rock, misalnya Everybody Loves Irene. Eki menyatakan bahwa memang sengaja dibuat demikian agar terdapat variasi dan tidak terlalu seragam, meskipun tujuan utamanya adalah fokus kepada genre rock. Ada berbagai macam pertimbangan juga yang dilakukan oleh pihak penyelenggara dalam memasukkan musisi. Musisi yang mengisi acara memang beragam levelnya. Ada yang berasal dari indie dan underground. Tidak semuanya berasal dari band kelas atas. Namun, band indie tidak bisa dianggap remeh begitu saja karena jantung musik Indonesia saat ini berasal dari band indie. Everybody Loves Irene, di mana namanya di dalam negeri memang tidak terlalu tenar dan tergolong underground, tetapi diakui di luar negeri. Hal inilah yang bisa membawa nama baik bangsa sendiri.

Personil Renaissance Blvd dan Bagga Bownz yang turut hadir dalam press conference kemarin itu sangat yakin akan festival ini. Mereka sudah tidak sabar ingin mengguncang Jakarta dengan musik rock yang mereka bawakan. Begitu pula dengan Kaka ‘Slank’ yang menurut pengakuan mereka sudah sangat lama tidak membawakan musik rock. Alexa pun sangat mendukung dan siap memberikan yang terbaik.

Sama seperti harapan kita semua, panitia juga berharap agar festival rock ini akan terus diadakan di tahun-tahun berikutnya. Sempat dipertanyakan mengapa Slank bisa mengisi acara di festival itu? Padahal, Slank juga sempat mengisi acara pada festival Java Jazz sebelumnya. Hal ini sempat menimbulkan anggapan ketidakkonsistenan festival yang akan berdampak pada tahun berikutnya. Mereka menyatakan bahwa hadirnya Slank justru telah membuat acara ini lebih meriah. Tidak ada hubungannya dengan konsisten atau tidak karena acara ini memang mengambil ide dari luar negeri agar bisa dibawa ke Indonesia.

Pasar konsumen Gudang Garam Intermusic Java Rockin’land adalah pria konsumen Gudang Garam International yang modern, sporty, straightforward, dinamis, berjiwa maskulin, bisa diandalkan, percaya diri dan ulet. Namun, bukan berarti tidak boleh ada band wanita yang mengisi acara tersebut. Buktinya, ada She yang juga akan tampil.

Tidak ada kata sabar untuk menguncang hari esok! Karena akan ada begitu banyak kejutan yang mereka tampilkan di Pantai Carnaval Ancol selama 3 hari berturut-turut. Guncanglah Jakarta dengan musik rock!! Rock like never before!!!

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=488&artis=Gudang%20Garam%20InterMusic%20Java%20Rockinland%202009!



Album “Celebration” Menguak Seribu Satu Sisi Madonna (Newest and Last)

Penyanyi bernama lengkap Madonna Louise Ciccone, kelahiran Bay City, Michigan, United States, 16 Agustus 1958 ini dari dulu memang terkenal anti mati gaya, selalu tampak cantik, muda, seksi dan enerjik. Sosoknya yang kontroversial dan serba bisa memang selalu mengundang sensasi agar kita terus mengikuti perkembangannya. Sebentar lagi, ia akan membuat gebrakan baru dengan merilis album barunya tanggal 28 September 2009 nanti, di bawah naungan Warner Bros Record, yang akan beredar di Inggris terlebih dahulu.
Album terbaru Madonna yang berjudul “Celebration” ini merupakan album kompilasi Greatest Hitsnya yang ke-3, di mana sebelumnya “Immaculate Collection” dirilis tahun 1990 dan “GHV2” dirilis tahun 2001. Menariknya, “Celebration” adalah albumnya yang terbaru dan terakhir! Karena itulah, ke-37 track di dalamnya masih belum fix dan manajernya, Guy Oseary masih memberi tahu para fans, single apa saja yang mereka inginkan di album ini via Twitter dan official websitenya,.
Ke-37 track ini tersedia dalam kemasan 1 CD dan double CD. Tidak semua track berisikan lagu-lagu lawasnya, namun ada 3 single baru di dalamnya. Salah satunya merupakan single jagoan, berjudul sama dengan album, “Celebrate”, diproduseri Paul Oakenfold dan baru saja dirilis 3 Agustus 2009 kemarin. Madonna juga akan merilis albumnya dalam bentuk DVD pada hari yang sama.
Track list sementara:
CD 1
01 - Vogue
02 - Express Yourself
03 - Into the Groove
04 - Papa Don’t Preach
05 - La Isla Bonita
06 - Everybody
07 - Lucky Star
08 - Holiday
09 - Like a Virgin
10 - Borderline
11 - Material Girl
12 - Crazy For You
13 - Open Your Heart
14 - Cherish
15 - Like a Prayer
16 - Justify My Love
17 - Deeper and Deeper
18 - Erotica
19 - Rain
CD 2

01 - Celebration
02 - Music
03 - Get Together
04 - Frozen
05 - Hung Up
06 - Ray of Light
07 - Beautiful Stranger
08 - Don’t Tell Me
09 - Hollywood
10 - Human Nature
11 - Secret
12 - Take a Bow
13 - American Life
14 - Die Another Day
15 - Sorry
16 - 4 Minutes
17 - Give It 2 Me
18 - Revolver
Wanita yang juga berprofesi sebagai seorang jurnalis ini, pernah dijuluki sebagai pemilik seribu satu wajah karena penampilannya di setiap momen tidak pernah selalu sama dan penuh kejutan. Di album yang berisi lagu-lagu lawasnya ini, akan menguak seribu satu sisi Madonna dari berbagai sudut sejak mengawali karirnya hingga sekarang (newest and last).

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=486&artis=madonna