Akhirnya, Java Festival Production didukung oleh Gudang Garam International dan Telkomsel telah sukses menggelar festival pop rock yang telah mengguncang Jakarta untuk pertama kalinya. Padahal, festival seperti ini sangat jarang diadakan di kawasan Asia. Istimewanya, momen ini diadakan selama 3 hari berturut-turut. Pada hari pertama jatuh di tanggal 7 Agustus 2009 bertempat di Pantai Karnaval, Ancol.Keantusiasan penikmat musik rock terlihat dari sepanjang jalan Ancol yang lebih ramai daripada biasanya. Para calo tiket pun memanfaatkan kesempatan itu dengan baik untuk mendapatkan sisa tiket dari para panitia dan pers yang memiliki tiket lebih agar bisa dijual kembali untuk mendapatkan keuntungan. Harga tiket yang mereka jual pada hari itu rata-rata berkisar antara Rp 10.000,- s/d 30.000,-. Terlihat bahwa pemberantasan calo di festival itu memang tidak berjalan sama sekali. Padahal, kita perlu menghargai festival besar seperti itu yang akan membawa nama besar Indonesia dengan membeli tiket langsung dari pihak penyelenggara festival dengan harga yang sesungguhnya.Keamanan pun terjaga dengan baik. Para panitia pun tetap konsisten untuk menyita setiap makanan dan minuman yang dibawa dari luar sesuai peraturan. Pemeriksaan tiket dan ID pers semuanya berjalan dengan baik karena semua pemilik ID pers dan tiket sudah terdaftar sebelumnya di data base mereka. Hanya saja, tidak dilakukan pemeriksaan yang lebih ketat lagi dengan mencocokkan KTP sesuai peraturan yang mereka tulis sebelumnya.Mereka yang tampil pada hari tersebut adalah Bagga Bownz (Holland), Melee, Vertical Horizon, Joujouka Madskippers (Japan). Sedangkan dari negeri sendiri ada Andra and The Backbone, Naif, Burgerkill, Bunga, Alexa, Krayola & Skalie, Dead Squad, Candil & Friends, Aksara Music Workshop, Nadya Fatira, Seringai, Navicula, Idealego, Sajama Cut & The Borstal, Bagaikan, Netral, Koil, Killing Me Inside, Agrikulture, Ghaust & Monkey To Milionaire, Purgatory, Saint Loco, Denial & Vox, Circus.Dalam menonton konser, tidak mungkin pengunjung bisa melihat semua band atau artis yang mengisi acara karena dari 8 stage tersebut, ada band atau artis yang bermain musik secara bersamaan. Dari jadwal acara yang telah tersusun, terlihat seperti ada perlakuan istimewa lebih kepada musisi kelas atas, baik dari dalam dan luar negeri yang ditempatkan pada stage yang strategis dan mudah terlihat. Contohnya, Andra and The Backbone, Melee dan Vertical Horizon ditempatkan pada stage GG InterMusic Stage. Naif, Bagga Bownz dan Netral ditempatkan pada stage Telkomsel Stage. Serba salah memang karena musisi yang berkualitas memang harus lebih ditonjolkan agar pengunjung tetap betah menunggu dan menyaksikan konser. Namun, hal ini seperti menganak tirikan band underground dan indie.Juga terdapat ketimpangan antara band yang tampil pada jam yang bersamaan. Misalnya, Melee tampil pada jam yang sama dengan Drew. Vertical Horizon juga tampil pada jam yang sama dengan D’zeek. Otomatis orang akan lebih menanti-nantikan penampilan Melee dan Vertical Horizon ketimbang Drew dan D’zeek karena nama besarnya. Dalam konser ini, band-band yang diacuhkan itu terlihat hanya sebagai pelengkap saja untuk memenuhi stage yang kosong di Ancol. Bagga Bownz yang berasal dari Belanda itu tampil dengan aksi panggung yang cukup memukau pengunjung. Unsur hip hop, metal dan urban dipadukan ke dalam bentuk aniaya sound yang terkontrol. Meskipun mata yang menyaksikan mereka tidak sampai memenuhi Telkomsel Stage waktu itu. Namun, daya tarik mereka sebagai band luar negeri mampu membuat orang terpukau. Yang tidak disangka-sangka penampilan Seringai di Soundcastic Stage pada jam yang bersamaan dengan Bagga Bownz, mampu menarik perhatian dengan pengunjung yang memenuhi stage itu. Padahal, kalau dipandang sebelah mata, Seringai hanyalah band lokal yang underground. Musiknya pun terdengar terlalu keras dan kasar.Melee pun tampil begitu memukau di atas panggung. Soal panggung sudah pasti terisi penuh dengan penonton. Sang front-man, Chris Cron menyajikan lengkingan vokal dan gaya bermain piano yang begitu memukau. Tidak ada sedikit pun kelelahan yang terpancar di wajahnya. Padahal, bisa dikatakan ia bermain musik dengan sangat ekstra. Interaksi dengan pengunjung pun berlangsung baik. Apalagi sang vokalis, melontarkan pernyataan bahwa mereka sama sekali tidak takut datang ke Jakarta meskipun banyak isu negatif tentang Jakarta di luar sana akibat ledakan bom beberapa waktu lalu. Ini merupakan nilai plus dari festival tersebut di mata internasional. Kehadiran Netral sebagai band asal Indonesia sangatlah membanggakan malam itu. Tidak ada perubahan berarti dari susunan personil dan karya mereka, namun tidak ada kata membosankan bagi setiap lagu mereka. Begitu penampilan Melee berakhir, stage tempat Netral unjuk gigi langsung diserbu massa. Interaksi begitu memukau karena terlihat lautan pengunjung yang turut serta menyanyikan karya mereka yang memacu semangat. Ditambah dengan Eno yang berkarisma dengan tabuhan drumnya yang mampu meningkatkan atmosfir hingga akhir penampilannya.Sound music yang terdengar pada saat Vertical Horizon beraksi, terdengar sangat baik. Sangat mendukung lagu-lagu mereka yang sangat mudah diingat dan everlasting. Namun, sayangnya Vertical Horizon kurang dalam interaksi dengan pengunjung yang mencintai lagu mereka. Stage memang terlihat penuh dari awal acara, tetapi banyak orang pula yang mundur secara teratur karena mereka merasa bosan. Mereka pun memilih hanya untuk mendengarkan lagu saja di belakang panggung sambil duduk-duduk dan sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi malam semakin larut dan membuat mata mudah mengantuk. Hari pertama memang tidak terlalu membludak, sehingga terkadang suasana terasa agak seperti pentas seni sekolah yang membosankan.Soal keunikan, pengunjung banyak juga yang menanti-nantikan Joujouka Madskipper yang berasal dari Jepang ini. Walaupun malam semakin larut, namun kebanyakan dari mereka tetap setia sampai band ini muncul. Sayangnya, pada penampilan mereka dirasakan seperti kurang ‘wah’ karena vokal mereka yang biasa-biasa saja. Padahal, kesan pertama yang mereka tunjukkan begitu unik dengan unsur art scene yang dikawinkan dengan musik elektronik.Kelelahan pada festival di hari pertama, nampaknya tidak membuat semangat pengunjung menurun untuk menunggu hari esok. Di mana esok adalah hari istimewa di mana semua orang menghabiskan banyak waktunya di luar rumah. Apalagi ada Secondhand Serenade, Mr.Big dan lain-lain yang menanti kedatangan mereka.
http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=490&artis=Gudang%20Garam%20InterMusic%20Java%20Rockinland%202009