Kamis, 25 Juni 2009

Anggun: Diva Dunia yang Tidak Melupakan 'Kulit' Aslinya

You know that it’s true
Ain’t no body as I am crazy for you
Halo para Anggunesians (sebutan untuk para fans Anggun di Indonesia)! Kenal dong sama sepotong reff dari lirik lagu di atas? Anggun, wanita kelahiran 29 April 1974 ini memang menjadikan hidupnya “Phenomenally Crazy” sama seperti gambaran lagu “Crazy” (Jadi Milikmu) miliknya. “Crazy” dalam arti ketiadaan keraguan dalam mendobrak rintangan konvensional, berani memetakan wilayah musiknya sendiri. Sangat sedikit penyanyi yang berani melakukannya.
Bayangkan! Pada usia 7 tahun Anggun telah merekam album lagu anak-anak pertamanya. Sejak itulah gaya kehidupannya yang individualis dalam karir musik dijalaninya. Tahun 1992, ketika sedang mengadakan kunjungan ke Kalimantan, ia bertemu dengan Michael De Gea, pria berkebangsaan Perancis. Mereka pun menikah beberapa bulan kemudian. Anggun pun mengganti kewarganegaraannya menjadi Perancis. Dan bertekad untuk mewujudkan impian menjadi seorang penyanyi yang go international, meskipun jalannya tidak selalu mulus.
Banyak pro dan kontra yang datang silih berganti karena penggantian status kewarganegaraan itu. Ada berbagai kabar burung yang mencap Anggun sebagai pengkhianat bangsa, tidak mencintai tanah air dan lebih menyenangi budaya barat ketimbang budaya bangsanya sendiri, budaya timur. Namun, hal itu tidak membuat semangatnya lemah dalam mengejar prestasi.
Press conference dalam rangka Rundown Anggun Show 2009, pada 24 Juni 2009 menjadi detik di mana Anggun menunjukkan keeksistensiannya di Indonesia. Ia nampak begitu anggun dan percaya diri ketika menuruni tangga kafe Bondies dengan menggunakan terusan biru tua yang dipadupadankan dengan blazer warna senada. Semua mata jelas tertuju pada Diva dunia bertubuh tinggi langsing itu. Bagaimana tidak? Menurut Survey American Online (AOL) Musique, 13 Maret 2009, ia masuk sebagai Diva peringkat keempat. Pada urutan pertama terdapat Kylie Minoque, kedua Vanessa Paradis, ketiga Rihanna. Dan ia mengalahkan Beyonce yang menempati urutan kelima. Menyingkapi hal itu, Anggun hanya bisa tersenyum dengan rendah hati, “Kalau menurut saya, saya tidak bisa mengatakan kalau saya di atas Beyonce dan lebih baik darinya. Itu hanyalah sebuah penilaian yang subyektif.” akunya.
DYTAMA dan AM Public Relations menjadi promotor, dengan LA Lights sebagai sponsor akan menggelar konser Anggun di Indonesia. Pre-event yang ditandai dengan bab 1 akan berlangsung pada tanggal 1 Agustus 2009 di Yogya Expo Yogjakarta, DI Yogyakarta sebagai tempat pemberhentian pertama, di mana Yogyakarta adalah tempat kelahirannya. Diikuti oleh Sand Island Hard Rock Hotel di Denpasar Bali pada tanggal 8 Agustus 2009, kemudian Gramedia Expo Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 13 Agustus 2009, yang akan menutup bab 1 dari roadshow. Bab 2 berlangsung pada tanggal 17 November 2009 di Sabuga Bandung, Jawa Barat dan Medan, Sumatera Utara pada tanggal 20 November 2009.
Konser memang sengaja diadakan di luar Jakarta. Hal ini untuk membuktikan bahwa bukan hanya Jakarta yang konon sebagai pusat metropolitan yang selalu diistimewakan. Kota-kota lain pun perlu diberi appreciate lebih dalam hal antusiasme menyambut konser Anggun. Sudah bisa ditebak akan banyak orang yang sengaja hadir pada salah satu kota tersebut karena mereka sangat mengagumi Diva dunia ini. Wow, Anggun bisa lebih lagi mengappreciate mereka!Pada saat itu pula Bunga Citra Lestari (BCL) hadir menemani Anggun di press conference. Karena dalam konser di 5 kota tersebut, Anggun memang berkolaborasi dengan para musisi lokal, yaitu Glenn Fredly di Yogyakarta, Rossa di Bali, Pinkan Mambo di Surabaya, BCL di Bandung dan Ello di Medan. Seharusnya Ello juga hadir di acara press conference, namun karena alasan kesehatan, ia tidak dapat hadir. Anggun tidak segan-segan memuji BCL yang tampak cantik dengan rambut barunya yang panjang dan berponi itu. “Siapa yang tidak senang jika bisa berkolaborasi dengan BCL yang punya suara bagus, akting jago, pokoknya benar-benar serba bisa. Cantik pula!” puji Anggun. Kolaborasinya dengan kelima musisi lokal (sudah didiskusikan terlebih dahulu dengan promotor) itu bukan hanya karena kualitas dan ketenaran yang dimiliki oleh mereka, melainkan karena Anggun ingin menunjukkan kebanggaannya pada musik Indonesia termasuk para musisinya. Ini membuktikan kalau ia tidak pernah lupa dengan ‘kulit’ asalnya, yaitu Indonesia. Bukan sekedar bicara tentang kulit eksotik yang dimilikinya sebagai ciri khas wanita Indonesia, tapi lebih berbicara bak kacang yang tidak lupa dengan kulitnya.
Aktivitas pre-event pada bab 1 diharapkan dapat mendorong penjualan album “Elevation”, bersamaan dengan single pertamanya “Crazy” (Jadi Milikmu). Melalui album ini pula Anggun ditampilkan untuk berhubungan kembali dengan penggemar setianya, Anggunesians. Memang sudah diketahui sebelumnya kalau Anggun memang tidak pernah meninggalkan Indonesia dalam urusan karir bermusiknya. Namun, tetap saja ada pikiran miring yang disampaikan press. Mereka menganggap Anggun mengadakan konser di Indonesia karena sudah tidak laku lagi di luar negeri, apalagi konser ditujukan untuk mendorong penjualan album. Anggun pun hanya bisa bergurau menganggap itu adalah pendapat yang kejam. “Saya sudah punya anak dan besar di Prancis. Saya ingin menunjukkan kalau sesungguhnya karena Indonesia-lah setengah dari hidupnya berasal. Saya pun tidak bisa memungkiri kalau saya berasal dari Indonesia dan lahir di Indonesia.”.
Kewarganegaraan boleh berganti, tempat tinggal boleh berjauhan, gaya hidup boleh berubah, namun batin seorang Anggun tidak dapat membohongi dirinya sendiri kalau ‘kulit’ aslinya berasal dari Indonesia. Very appreciate it like she appreciates Anggunesians!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar