Jumat, 31 Juli 2009

“Sing The Best”: 30 Tahun Elfa’s Singer (Pembuktian Mereka Tak Lekang oleh Waktu)

Berkat tangan dingin Elfa Secioria Hasbullah, grup musik ini bisa terbentuk sejak 8 Agustus 1978 silam. Perjalanan sepanjang tiga dasawarsa membuat personil di dalamnya selalu berganti-ganti. Hebatnya, semua personil yang pernah dan masih tergabung di dalamnya adalah musisi berkualitas dan tenik vokalnya tidak diragukan lagi. Nama-nama yang pernah menghiasi vokal di Elfa’s Singer, antara lain Agus Wisman, Arifin Y, Nana Suryana F, Kusnadi Majid, Renny Djayoesman, Ine Suherman, Rita Mustamsikin, Poppy Sabar, Ferina, Ruth Sahanaya, Irianti Erningpraja, Toni Sianipar, Lita Zein, Yana Yulio, Titi Dwi Jayati, dan Uci Nurul. Sejak tahun 1996-lah Elfa’s Singer mampu bertahan dengan empat personil, yaitu Agus Wisman, Lita Zein, Uci Nurul, dan Yana Yulio.
Elfa's Singer telah mengeluarkan album “Lebaran”, “Kasmaran” (1988), “From Indonesia with Love” (1989), “Aku Jatuh Cinta” (1992), dan “Selamat Malam Kekasih” (1996). 12 tahun kemudian, album lagu kembali dibuat, “Sing The Best”: 30 Tahun Karier (2008). Secara keseluruhan lagu dalam album ini berjumlah 11 (all new arrangement). Hanya 3 lagu baru yang diciptakan Yana Julio dan Elfa Secioria, yakni ”Berlari”, ”Melayang”, dan ”Let’s Jive”.
12 tahun terakhir, Elfa’s Singer lebih banyak mewakili indonesia di festival di luar negeri. Tahun 1999, grup musik ini mengikuti International Choir Festival dan sejak 2000 menjadi peserta ajang dua tahunan World Olympic Choir, serta selalu merebut Grand Champion untuk kategori pop dan jazz. Sampai 2013, Elfa’s Singer dikontrak Intercultural Korea untuk bernyanyi di kota-kota yang ada di negara itu.
Album yang pembuatannya bermula dari pemaksaan ini, digarap langsung oleh pendirinya, Elfa Secioria Hasbullah dan berhasil menggandeng musisi handal, seperti Tohpati, Indro Hardjodikoro. Usia senja sebuah grup musik tidak selalu identik dengan jadul, atau pun kolaborasi dengan musisi yang senior dengan usia senja pula. Buktinya, Elfa’s Singer berani menggandeng penyanyi muda berbakat, seperti Andien, Sherina dan kelompok vokal belia, Evoice. Salah satu lagunya ada yang diambil dari grup musik masa kini, Samsons yang berjudul “Kenangan Terindah”.
Tidak ada kata kadaluarsa untuk lagu-lagu lawas bagi Elfa’s Singer. Mereka mampu membuktikan, bahwa dengan suara emas mereka yang didukung dengan kreativitas, setiap lagu lawas akan terasa baru didengar oleh penikmat musik yang hidup di angkatan sekarang. Tak heran kalau pembuktian ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar tak lekang oleh waktu.

Selasa, 21 Juli 2009

Shakira Menggoncang Ritme Dansa dan Budaya Lain Lewat “She-Wolf”

Di tahun 2009 ini nampaknya menjadi ajang persaingan yang cukup ketat di dunia musik. Cukup banyak penyanyi dan grup musik yang kembali menunjukkan taringnya kembali setelah sekian lama tidak membuat single dan album. Ada Whitney Houston yang akan mengeluarkan albumnya September nanti dan pada bulan Agustus ada All 4 One. Shakira pun tidak mau ketinggalan kereta. 15 Juli 2009 kemarin merupakan saksi single “She-Wolf” diluncurkan pertama kali dalam versi bahasa Spanyol. Track ini ditulis dan diproduseri sendiri oleh John Hill dan Shakira. Langsung melakukan debut No. 23 dalam chart Billboard Hot Latin Songs.
Penyanyi kelahiran Kolumbia, 2 Februari 1977 yang terkenal dengan sosoknya sebagai penari salsa seksi itu, kembali menunjukkan suara emas dan goyangan hotnya setelah vakum selama 4 tahun di album terakhir, “Fijación Oral” Vol. 1, “Oral Fixation” Vol. 2 yang dirilis akhir tahun 2005 dan mendapat penjualan platinum. Kalau soal album baru (belum diberi judul), akan dirilis 5 Oktober 2009 nanti di bawah naungan Sony Music. Album yang memiliki keistimewaan dalam menonjolkan track berbahasa Inggris ini akan disusul dengan memunculkan album baru dan unik di mana terdapat daftar lagu berbahasa Spanyol yang akan dirilis tahun 2010.
Meskipun album baru resmi diluncurkan 5 Oktober 2009 nanti, seperti dilansir melalui Aceshowbiz, Shakira memberikan kesempatan untuk para penggemarnya mendownload “She Wolf” secara gratis di situs ABC Music Lounge yang sejak hari Minggu, 12 Juli 2009 kemarin. Selain itu, ia juga tengah mempersiapkan video musiknya yang seksi yang diarahkan oleh Jake Nava.
Penyanyi berusia 32 tahun itu berniat untuk mengeksplorasi beat dari musik dance di album ini dalam album mendatangnya. Hal itu berkat kolaborasinya bersama Pharrell Williams dan N.E.R.D yang ternyata memberinya inspirasi untuk albumnya tersebut. Selain memberikan inspirasi untuknya, Pharell ternyata produser dalam album tersebut yang menurut Shakira adalah seorang genius dengan hal yang berhubungan dengan beat. “Saya sangat ingin mengeksplorasi setiap ritme dansa serta budaya lain dalam album baru ini. Saya sudah membuat penelitian dan mencari ritme-ritme yang berbeda. Apalagi Pharrell sangat jenius memainkan ritme-ritme,” ujar wanita yang diketahui sedang menjalalin kasih dengan Antonio de la Rúa, putra tertua Presiden Argentina Fernando de la Rúa, yang memerintah tahun 1999-2001.
There’s a she wolf in the closet,
Open up and set her free (Auuuu),
There’s a she wolf in your closet,
Let it out so it can breathe
Reff itu menggambarkan bahwa di dalam sosoknya yang cantik terdapat serigala yang bisa menerkam para pria bila tidak berhati-hati. Seorang Shakira memang tidak bisa lepas dari cap seksinya meskipun telah melewati album-album yang berbeda. Siap-siap saja kita diterkam oleh kharismanya!

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=475&artis=Shakira


Tommy, si Cantik yang Tidak Sadar Akan Potensi Dirinya

Kalau baca judul post-annya, mungkin bisa saja ada yang mengira aku mau cerita tentang kehidupan waria di Taman Lawang bernama Tommy, yang mencari nafkah di sana demi sesuap nasi rames, padang, langi dan jenis nasi lainnya. Tommy yang aku maksud di sini hanyalah seekor kucing betina hitam. Lho betina, tapi kenapa namanya Tommy? Semua berawal dari kejadian 3 tahun yang lalu. Saat itu menjelang malam hari yang dingin dengan kondisi hujan turun walaupun tidak terlalu deras. Terdengar suara anak kucing yang mengeong secara konsisten. Sudah pasti ia tengah berada dalam kedinginan dan kelaparan. Bisa jadi karena terpisah dari orangtuanya.
Dari dulu, aku memang tidak suka dengan kucing, yang konon kata orang-orang bulunya berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi cewek. Memegang seujung bulunya saja aku enggan, apalagi ada niat buat adopsi layaknya keluarga sendiri. Namun, ada tetanggaku yang memungutnya karena kasihan. Kalau tidak, mungkin ia sudah mati karena kelaparan. Meskipun tidak terlalu dipelihara secara mewah dan berlebihan bak kucing Persia, setidaknya ia masih jauh lebih beruntung bisa tinggal di dalam rumah kardus dan mendapat makanan setiap harinya. Bahkan, terkadang ia mendapatkan makanan kucing mahal yang biasa dijual di pet shop dan supermarket besar.
Hari demi hari dijalani dan Tommy pun terlihat cepat besar secara tanpa terasa. Kalau dilihat lama-lama, untuk ukuran kucing kampung jalanan, Tommy manis juga dengan bulu hitamnya yang halus. Mungkin karena faktor makanan mahal tadi. Semua orang menjulukinya kucing kampung cantik. Saat itu ia belum mempunyai nama panggilan apa pun. Aku pun tidak kerajinan turut ambil andil dalam pemberian nama. Kebetulan tetanggaku yang berinisiatif memberinya makan pertama kali bernama Tommy. Secara tidak sengaja, ada seorang dari tetanggaku yang lain menyebutnya dengan nama “Tommy”. Janggal memang untuk nama seekor betina, tapi seru juga karena bisa sekalian buat lucu-lucuan.
Namun, kehadiran Tommy kerap kali dinilai tidak tahu diri, ia selalu saja mengeong terus-menerus untuk meminta makanan ketika lapar. Tidak seperti kucing kampung pada umumnya yang bisa stand alone, tegar dalam menjalani kehidupan jalanan yang keras dengan cara mencari makanannya sendiri. Meskipun harus mengorek-ngorek tong sampah. Tapi, Tommy tidak bisa seperti itu! Ia kadang juga suka iseng masuk ke dalam rumahku, naik ke loteng dan menuju ke atap rumah (genteng). Konyolnya, ia sama sekali tidak bisa kembali turun dengan melompat sendiri seperti kucing lainnya, yang lincah bagaikan Spiderman merayap di antara gedung-gedung bertingkat. Harus ada orang yang membantunya untuk turun. Yang paling tragis adalah, waktu itu kami pernah sengaja memperlihatkan tikus yang baru ditangkap dan ukurannya cukup besar. Ia malah ketakutan setengah mati seperti melihat setan! Mana ada sejarahnya kucing ketakutan melihat tikus? Itu hanya ada di film karton “Doraemon”.
Dari situ aku belajar bahwa pola asuh yang salah bisa membuat kita tidak sadar akan potensi yang kita miliki. Tommy bisa menjadi kucing yang mandiri, tidak amatir dalam melompat dari atas genteng dan ahli dalam menangkap tikus jika tidak dimanjakan sejak kecil. Bisa jadi sejak dini kita sudah hidup dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang memanjakan kita, sehingga kita berpikir, buat apa repot-repot? Kita jadi enggan untuk keluar dari comfort zone (zona kenyamanan) dan mencoba tantangan baru. Padahal, semua tantangan yang ada bisa jadi peluang kita buat menemukan potensi yang masih terpendam.
Tetanggaku memutuskan untuk membuang Tommy dekat pasar karena sudah tidak mau mengurusnya lagi. Dikarenakan pergaulan bebas para hewan yang menyebabkan Tommy pernah hamil dua kali. Tahu sendiri kan kalau kucing melahirkan pasti anaknya seabrek. Kasihan memang, tapi kalau didiamkan terus bisa jadi peternakan kucing di rumah tetanggaku. Sampai detik ini, kami tidak pernah lagi mendengar Tommy mengeong dan melihat segala jenis ketakutannya. Baru terasa kehilangan sosoknya yang manis setelah ia dibuang karena lewat hidupnya aku belajar sesuatu. Mungkin saja di luar sana ia terlatih hidup mandiri ketika melihat kehidupan jalanan yang keras dan menjadi Tommy yang berbeda. Atau mati di tengah jalan karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Lewat itu, aku semakin mengerti yang namanya keputusan hidup. Pertama, orangtua kita bisa saja salah mendidik kita dengan cara memanjakan kita. Tapi, kita harus tahu bahwa bukan benar atau salah, yang penting respon! Bukan waktunya lagi menyalahkan mereka dan orang di sekeliling kita, namun harus punya respon yang benar untuk mau berubah karena kitalah yang memegang remote, untuk mengendalikan diri sendiri. Kedua, keputusan untuk memilih keluar dari comfort zone yang selama ini membuat kita tidak bertumbuh dalam hal apa pun. Misalnya, dengan hidup lebih mandiri tanpa mengandalkan fasilitas dan mencoba tantangan baru yang bisa menggali potensi diri. Ketiga, keputusan kita pula untuk menentukan akhir hidup kita akan seperti apa nantinya. Kita bisa jadi seperti Tommy yang mungkin waktu itu sudah mati sia-sia di jalanan dan sampai akhir nafasnya tidak pernah sadar, bahwa dirinya adalah seekor kucing dan memiliki potensi seekor kucing. Atau, hidup yang luar biasa karena kita tahu dan mengembangkan seluruh potensi kita dengan baik, sehingga bisa memberkati dan menginspirasi orang lain.

Kamis, 16 Juli 2009

Shaggydog Mencari Nafkah Sampai ke Negeri Kangguru

Buat para Doggies (sebutan untuk fans Shaggydog), pasti menyambut kabar gembira ini dengan sangat antusias! Yup, meskipun cuma grup musik indie, tapi tanggal 29 Agustus 2009 nanti mereka akan tampil di Darwin Festival, Australia. Mencari nafkah di luar negeri bukanlah hal baru bagi Heru (vocal), Richard (guitarist), Raymond (lead guitar), Bandizt (bass), Lilik (keyboardist) dan Yoyok (drummer). Toh, sebelumnya pada tahun 2004 dan tour club pada tahun 2006, mereka sempat tampil di negeri keju, Belanda.

Festival ini adalah festival yang reputasinya sudah mendapat pengakuan baik dari tingkat lokal, nasional, maupun internasional sebagai festival untuk wilayah atas Australia dan kawasan Asia Pasifik. Festival ini juga terkenal karena kualitas, keragaman dan inovasinya dalam program, serta presentasi seni. Biasanya, kelompok musik yang tampil di festival itu adalah musisi tradisional. Tahun lalu, kelompok musik Kua Etnika pimpinan Jaduk Ferianto yang tampil di sana. Tahun sebelumnya, musisi dari Nusa Tenggara Timur.

Misi Darwin Festival adalah untuk mengenalkan kawasan utara mereka sebagai tujuan budaya, melalui kontribusi artistik, budaya dan perkembangan ekonomi di wilayah atas Australia. Festival ini dimulai dengan festival Bougainvillea Festival di tahun 1978. Di tahun 1993, namanya menjadi festival Darwin, dan sejak itu berkembang dengan cukup signifikan setiap tahunnya. Menarik penonton sekitar 58 ribu orang di tahun 2006.

Berawal dari mahasiswa Australia yang mengikuti program pertukaran pelajar di Yogyakarta (tempat asal Shaggydog) dan mereka pun sering mengiktui perkembangan mengenai Shaggydog. Shaggydog mampu membuat mereka jatuh hati dan akhirnya berlanjut ke hubungan pertemanan. Ketika pulang ke Australia, salah satu dari mereka memberikan CD Shaggydog kepada panitian festival. Panitia pun merasa tertarik dan menghubungi Memet Zulfan, manager Shaggydog untuk mengundang band ini tampil pada festival itu. Kesempatan ini pastinya tidak akan disia-siakan oleh mereka.

Hey sobat hey kawan
Sambutlah kami datang
Membangkitkan semangat
yang dulu pernah hilang
Membesarkan api kecil
yang hampir padam
walau sedikit tertatih kita kan bangkit,
Marilah kembali berdendang..
Marilah menuju kemenangan..

Lirik lagu “Kembali Berdansa” itu menarik hati panitia dan mereka langsung terpancing untuk berdansa. Secara genre, aliran mereka yang campur-campur antara ska, reggae, jazz, swing dan rock and roll, bahkan sampai rock ini memang cocok dan mudah dimengerti oleh telinga orang Australia. Meskipun tidak mengerti bahasanya. Harga oke dan honor pun sudah ditransfer! Prosesnya berlangsung selama tiga bulan. Biaya untuk terbang ke sana dan tentang perizinan diurus oleh panitia festival.

Kalau tahun ini bisa ke Australia, kira-kira tahun berikutnya mereka akan ke mana lagi, ya? Tentu kita akan semakin penasaran dan ini merupakan prestasi luar biasa yang akan mengharumkan prestasi anak negeri sendiri di kancah internasional. Ayo, dukung terus Shaggydog!

http://djwirya.com/news/index2.php?q=real4&id=470&artis=ShaggyDog

Selasa, 14 Juli 2009

Album Kompilasi Michael Jackson: A Must Have Item

Kepergian The King of Pop ini tentunya telah banyak membuat semua orang merasa kehilangan. Magnet yang melekat pada sang legenda ini mampu menarik perhatian banyak orang yang mengenalnya. Bukan hanya dari generasi pada masa tahun 1970-an atau pun 1980-an, tetapi sampai pada generasi tahun 2000-an semuanya ikut merasakan daya tariknya. Pemberitaan di berbagai media pun sepertinya tidak akan pernah ada habisnya. Bahkan di akhir hayat, kasus penyelidikan melalui otopsi mengenai kematian dan acara pemakamannya pun rasa-rasanya tidak pernah selesai dibahas.
Memang wujud manusianya tidak akan bisa kita lihat lagi untuk selamanya, namun kita masih bisa mengenangnya lewat rekaman suaranya yang indah. Sampai kapan pun kita tidak akan lupa dengan lirik lagu Jacko yang menggambarkan tentang kepeduliannya mengenai kerusakan alam dan bencana kelaparan dalam “Heal The World”. Senyumnya yang selalu mengembang walaupun ia sedang berada dalam masa susah tergambar pada “Smile”. Ia juga anti dengan perbuatan rasisme yang mendiskriminasi pihak tertentu terlantun dalam “They Don’t Care About Us”. “Thriller” yang mengajak kita untuk melihat keasyikan pada hal-hal gila yang out of the box. Masih begitu banyak lagu-lagunya yang memang mempunyai arti tersendiri.
Untuk itu, tidak ada salahnya sebagai penggemar setia Michael Jackson, ada ”a must have item” yang layak kita miliki sebagai koleksi pribadi. Yaitu, album kompilasi yang berisi lagu-lagunya yang fenomenal dan patut dikenang sepanjang masa. Bohong kalau kita mengaku sebagai fans Jacko, tetapi tidak ada album kompilasi yang terdiri dari 3 CD ini di dalam tempat penyimpanan CD.
Disc 1, the biggest hits:
"Billie Jean"
"Bad"
"Smooth Criminal"
"Thriller"
"Black or White"
"Beat It"
"Wanna Be Startin' Somethin'"
"Don't Stop 'til You Get Enough"
"The Way You Make Me Feel"
"Rock With You"
"You Are Not Alone"
"Man in the Mirror"
"Remember the Time"
"Scream"
"You Rock My World"
"They Don't Care About Us"
"Earth Song"
Disc 2, some more big hits:
"Dirty Diana”
"Say Say Say"
"Off the Wall"
"Human Nature"
"I Just Can't Stop Loving You"
"Heal the World"
"Will You Be There"
"Stranger in Moscow"
"Speechless"
"She's out of My Life"
"The Girl Is Mine"
"Butterflies"
"Who Is It"
"Ghosts"
"Blood on the Dance Floor"
"Workin' Day and Night"
"HIStory" *
"Give In to Me"
* This is the "Tony Moran's HIStory Edit", as was used in the music video for said song.
Disc 3, rare songs and extended versions:
"Can't Get Outta the Rain"
"On the Line"
"Someone Put Your Hand Out"
"Is It Scary"
"Smile"
"Billie Jean (Original 12" version)"
"Wanna Be Startin' Somethin' (Extended 12" mix)"
"Bad (Extended dance mix)"
“The Way You Make Me Feel (Extended dance mix)"
"Another Part of Me (Extended dance mix)"
"Smooth Criminal (Extended dance mix)"
"Black or White (Clivilles & Cole house/club mix)"
"Thriller Megamix"
Album kompilasi ini mengingatkan kita bahwa spirit yang dimiliki Jacko akan terus hidup di hati kita masing-masing. Untuk menyentuh hati banyak orang melalui talenta dan kepekaan yang kita miliki. We always love you, Jacko!

Single “My Child”: Bukti All 4 One Telah Bangun dari Tidur

Kalau bernostalgia ke tahun 1990an, telinga kita tidak akan asing dengan lirik lagu dari All 4 One, seperti “I Swear”, “I Can Love You Like That”, “I’m Your Man”, “So Much In Love”. Apalagi, lagu-lagu itu sudah mengecap manisnya masuk nominasi dari ajang penghargaan musik bergengsi seperti Grammy Awards dan American Music Awards. Grup musik yang terdiri dari Tony Borowlak, Jamie Jones, Delious Kennedy, Alfred Nevarez ini dari dulu memang terkenal dengan jenis musik pop, R&B dan soul dalam setiap alunan lagunya. Dan memang tidak bisa dipungkiri kalau mereka sangat kental dengan cap ‘boy band’, layaknya Boyzone, Westlife dan Backstreet Boys yang sedang hidup-hidupnya juga pada zaman itu.
Seiring berjalannya waktu, karir mereka dalam bermusik seakan terhenti pada tahun 2002 dan tertidur selama tujuh tahun. Sudah puas dari tidur pulasnya, All 4 One akhirnya bangun juga. Buktinya, tanggal 25 Agustus 2009 nanti album mereka yang terbaru “No Regrets”, dengan single “My Child” akan diluncurkan di bawah naungan Peak Records atau Concord Music Group. Ini merupakan angin segar bagi para penggemar All 4 One di seluruh dunia karena mereka pasti merindukan kehadiran grup musik ini dalam nuansa baru, bukan hanya sekedar bernostalgia dengan lagu lama mereka.
Album ini merupakan perpaduan beberapa elemen, seperti pop klasik yang sudah mendarah daging dan lagu-lagunya mencerminkan kecintaan mereka akan R&B. The Handclappin’ track ada pada “I Luv That Girl”. Track yang groovy dan catchy ada pada “Good Start”. Track soulful classic ada pada “Old Fashion Lovin”. Dan “Go” yang akan menggetarkan para fans All 4 One. Kreatif, namun memang tidak meninggalkan ciri khas mereka pada tahun 1990an.
Penampilan mereka secara premier dalam singlenya “My Child” telah diadakan di Hotel dan Kasino Palazzo Resort, Las Vegas. Penampilan mereka itu mampu menggegerkan para fans karena tidak bisa dipungkiri kalau grup musik ini memiliki vokal yang powerfull dan harmoni yang indah. Penjualan album mereka saja dari dulu termasuk dalam kategori platinum. Tidak heran jika performance mereka dinilai oleh media sebagai band yang bertalenta sepanjang masa. Rasanya tidak sabar bukan menunggu single dan album mereka beredar di pasaran?

Sabtu, 11 Juli 2009

Gombloh: Si Otak Brilian dengan Jiwa Seniman yang Nasionalis

Buat kita sebagai anak muda yang hidup di tahun 2000an, mungkin kita agak asing dengan nama Gombloh. Apalagi, telinga anak muda zaman sekarang kurang begitu akrab dengan jenis musik balada dan nasionalis. Namanya memang tidak sefenomenal Michael Jackson yang pemakamannya disaksikan oleh seluruh dunia, baik secara langsung maupun lewat penanyangan di televisi. Namun, jangan meremehkan seorang Gombloh yang merupakan produk lokal. Jasa-jasanya dalam industri musik Indonesia patut dikenang dan diacungi jempol. Bisa dikatakan ada sedikit jiwa seorang Michael Jackson yang konon lirik lagunya menggambarkan tentang kepeduliannya dengan anak-anak, kerusakan alam dan bencana kelaparan.
Gombloh yang lahir di Jombang, Jawa Timur, 14 Juli 1948 ini terlahir dengan nama asli Soejarwoto Soemarsono mempunyai otak yang brilian. Beliau merupakan lulusan SMAN 5 Surabaya dan sempat kuliah di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Sayangnya tidak selesai karena ia tidak bisa hidup dengan jadwal kuliah yang disiplin dan sering bolos, sampai-sampai mendapatkan surat peringatan. Ia pun menghilang ke Bali dan memutuskan untuk menjadi seniman. Ia pun mengakhiri karyanya pada 9 Januari 1988 karena tubuhnya yang kurus memang menyimpan banyak penyakit. Ditambah lagi dengan kebiasaannya sebagai perokok berat. Namun, karena semangat hidupnya yang tinggi, beliau bisa bertahan hidup cukup lama.
Soal menciptakan lagu balada, Gombloh adalah jagoannya. Beliau bekerjasama dengan Leo Kristi dan Franky Sahilatua di kelompok “Lemon Trees”. Hal ini membuatnya dekat dengan gaya orchestral rock. Dalam lagu baladanya, banyak menceritakan tentang kehidupan sehari-hari rakyat kecil. Seperti lagu “Doa Seorang Pelacur”, “Kilang-Kilang”, “Poligami Poligami”, Nyanyi Anak Seorang Pencuri”, “Selamat Pagi Kotaku”. Ia juga tergerak menulis lagu tentang kerusakan alam. Ia juga piawai dalam menciptakan lagu cinta yang cenderung ‘nyeleneh’, seperti karya Iwan Fals dan Doel Sumbang, misalnya “Lepen” (“got” dalam bahasa Jawa, tetapi di sini adalah singkatan dari “Lelucon Pendek”).
Anak ke empat dari enam bersaudara dalam keluarga Selamet dan Tatoekah ini lebih berciri khas lewat lagu-lagunya yang nasionalis ciptaannya, seperti “Dewa Ruci”, “Gugur Bunga”, “Gaung Mojokerto-Surabaya”, “Indonesia Kami”, Indonesiaku, Indonesiamu”, “Pesan Buat Negeriku”, dan “BK”, tentang Bung Karno. Lagu “Kebyar-Kebyar” banyak dinyanyikan di masa perjuangan menurut reformasi. Beliau juga pernah merilis album bahasa Jawa dengan interpretasinya yang progresif, berjudul “Sekar Mayang”. Hingga kini jejaknya belum pernah diikuti oleh musisi lain. “Hong Wilaheng”, salah satu lagu berbahasa Jawa dari album “Berita Cuaca” mendapat pengaruh kuat dari gaya bernyanyi Leo Kristi dan liriknya diambil dari Serat Wedhatama. Lagu-lagu beliau sempat diangkat dalam penelitian Martin Hatch seorang peneliti dari Universitas Cornell dan ditulis sebagai karya ilmiah yang berjudul "Social Criticsm in the Songs of 1980’s Indonesian Pop Country Singers", yang dibawakan dalam seminar musik The Society of Ethnomusicology di Toronto, Kanada pada 2000.Pemerintah baru memberi perhatian kepada karya seninya setelah ia meninggal dunia pada lagunya “Kebyar-Kebyar”. Semasa ia hidup, lagu ini tidak mendapatkan perhatian sama sekali. Pada 1996 sejumlah seniman Surabaya membentuk Solidaritas Seniman Surabaya dengan tujuan menciptakan suatu kenangan untuk Gombloh yang dianggap sebagai pahlawan seniman kota itu. Mereka sepakat membuat patung Gombloh seberat 200 kg dari perunggu. Patung ini ditempatkan di halaman Taman Hiburan Rakyat Surabaya, salah satu pusat kesenian di kota itu. Di bulan Juli ini, sesuai dengan bulan kelahiran beliau, kita juga mau mengenang dan menghormati karya-karyanya.
Banyak seniman yang mengambil jalan aman dengan menulis lagu-lagu cengeng dan melankolis. Lagu-lagu jenis itulah yang hingga kini digemari oleh orang Indonesia. Tetapi, seorang Gombloh berani mengambil risiko untuk mengambil jalur balada dan nasionalis, yang menggambarkan realita kehidupan dan cinta tanah air. Bukan sekedar menjanjikan angan-angan dan mengasihani diri sendiri. Perjuangan dan semangat hidupnya tidaklah sia-sia karena tanah perjanjian dalam bermusik sudah ia genggam meskipun didapatkan ketika ia sudah menutup mata. Bisa dilihat dari vokalis dan grup musik, seperti Piyu, Ahmad Dani dan Cokelat yang lagunya cukup banyak yang bersifat nasionalis. Maju terus musik balada dan nasionalis Indonesia melalui semangat nasionalisme Gombloh!

Kamis, 02 Juli 2009

Whitney Houston: Penyanyi Gospel yang Kembali Lagi ke Habitatnya (The Wait is Over…!!!)

"Anjing kembali lagi ke muntahannya. Babi kembali lagi ke kubangan lumpurnya."
Perumpamaan di atas nampaknya sudah sering kita dengar dan memang teruji kebenarannya. Dan hal ini juga teruji pada Whitney Houston, seorang pernyanyi pop dan R&B, artis, produser rekaman, penulis lagu dan mantan model ini. Ia telah merintis karirnya sejak tahun 1977. Bisa dikatakan, ia menjadi pendalang terbukanya pintu sukses bagi penyanyi wanita Afrika-Amerika yang lain. Wanita kelahiran Newark, New Jersey, Amerika Serikat, 9 Agustus 1963 ini pada awalnya sering dijuluki “The Voice” karena suaranya yang terlahir dalam kategori pop-gospel ini memiliki jangkauan suara yang kuat dan indah sebesar 5 oktaf.
Pada tahun 1980, Houston adalah salah satu penyanyi wanita Afrika-Amerika pertama yang masuk ke dalam tangga lagu MTV yang pada saat itu lebih didominasi oleh penyanyi rock kulit putih. Ia tercatat sudah melakukan penjualan sebanyak 170 juta, baik single, album maupun video dan sudah memenangkan lebih dari 400 penghargaan di sepanjang karirnya. Tentunya, kita sudah tidak asing lagi dengan hitsnya, seperti “How Will I Know”, “Greatest Love of All”, “I Will Always Love You”. Juga duet mautnya dengan Mariah Carey dalam “When You Believe”.
Sayangnya perjalanan karir yang gemilang itu seakan putus di tahun 2002. Tahun itu adalah tahun di mana album terakhir Houston yang bertajuk “Just Whitney” diluncurkan. Ia berkali-kali harus masuk ke panti rehabilitasi karena kasus ketergantungan obat. Ditambah lagi dengan kasus perceraiannya dengan Bobby Brown tahun 2007 silam. Kabarnya, Bobby Brown adalah salah satu penyebabnya stress dan membawanya pada masalah ketergantungan obat. Namanya kian tenggelam dan semakin tidak terdengar lagi. Butuh proses panjang bagi seorang Houston sang penyanyi gospel untuk bangkit kembali dan kembali lagi ke habitatnya. Namun, lama-lama ia gerah juga dengan penantian itu (The Wait is Over!). Penyanyi cantik yang sebentar lagi akan memasuki usia 45 tahun ini akan segera mengeluarkan album baru pada tanggal 1 September 2009 nanti.
Kepercayaan diri Houston semakin meningkat apalagi sejak penampilannya di ajang musik bergengsi Grammy Award Februari 2009 lalu, yang dibantu oleh sang mentor Clive Davis. Ia telah menuliskan banyak lagu ke dalam album barunya itu. Yang berbeda adalah tidak ada lagu cengeng dalam album itu. Ia hanya ingin terus bangkit dan tidak ingin agar orang turut bersedih dengan berbagai peristiwa yang telah dialaminya. Pihak Arista Records belum mau membongkar rahasia tentang tajuk albumnya yang terbaru itu. Kabarnya bertitle “Undefeated” yang merupakan albumnya yang ketujuh.
Single pertama dalam album tersebut yang berjudul “I Didn’t Know My Own Strength”, yang ditulis oleh Diane Warren dikabarkan akan disiarkan di radio pada awal musim panas. Daftar lagu yang lain belum dirilis. Ada kabar burung yang mengatakan kalau Houston akan berduet dengan penyanyi soul R.Kelly. Single “Like I Never Left” duetnya bersama Akon kemungkinan akan dimasukkan pula dalam album barunya itu. Selain itu, dikabarkan bahwa ia juga menggandeng musisi ngetop lainnya seperti Sean Garret dan Justin Timberland.
Sebagai fans Whitney Houston yang merindukan kembali aksi panggungnya, pastinya kita sangat excited mendengar kabar gembira ini. Album ini bisa menginspirasi banyak orang yang mengenal kisah hidupnya yang sedih dan berat, bahwa hidup harus terus berjalan. Meskipun manusia berusaha lari sejauh-jauhnya dari panggilan hidup yang Tuhan beri, pasti hati nuraninya akan terus memanggilnya kembali untuk menggenapi panggilan itu. Sama seperti jiwa seorang Whitney Houston yang memberi hidupnya untuk menyanyi. Sampai kapan pun ia akan terus terpanggil untuk menyanyi.

Gudang Garam InterMusic Java Rockin’land 2009 (Are You Ready to Rock?)

Apa yang ada dalam asumsi pribadi kita mengenai musik rock? Mungkin ada sebagian orang yang menganggap bahwa musik rock itu biang rusuh, terlalu keras, brutal dan tidak mendidik. Jangan salah, justru musik rock itu bisa menginspirasi kita sebagai penikmat musik dan tentunya kehadiran musik rock akan memajukan industri musik Indonesia bukan hanya di dalam negeri, melainkan juga di kancah internasional. Oleh karena itu, Java Festival Production bersama Gudang Garam International dan Telkomsel menggelar festival terbarunya. Sebuah festival rock yang akan mengguncang festival musik internasional.
Event seperti ini tentunya tidak akan pernah lepas dari kerjasama yang kompak. Seperti, Peter F. Gontha (Chairman, JFP), Paul Dankmeyer (Program Director, JFP), Eki Puradiredja (Program Coordinator, JFP), Perwakilan Sponsor (Gudang Garam, Telkomsel) sebagai narasumer pada press conference “Gudang Garam InterMusic Java Rockin’land 2009”, pada tanggal 1 Juli 2009 kemarin. Dihadiri pula oleh personil band /rif dan Netral.
Dalam press conference kemarin mereka menyatakan bahwa festival ini dibuat karena ingin menghasilkan festival yang berbeda dari sebelumnya. Kita sudah sering mendengar mengenai suksesnya Jakarta International Java Jazz Festival dan Java Soulnation Festival. Mereka sangat optimis event ini akan mendulang sukses karena musik rock di luar negeri bisa sukses karena didukung oleh Melee. Ia adalah yang pertama mengonfirmasi kehadirannya di acara ini. Selain itu, ada pula Stone Temple Pilots, Secondhand Serenade, Boys Like Girls, dan Dashboard Confessional (dalam tahap akhir negosiasi untuk hadir). Masyarakat pun diharapkan agar bisa menikmati musik rock bak menikmati festival musik rock yang ada di luar negeri melalui event ini. Tidak ketinggalan dari negeri sendiri ada Seringai, Agrikultur, Purgatory, /rif, Gigi, Netral, Koil, Slank, The Brandals, Anda with Joints, The Upstairs, The S.I.G.I.T. Mungkin saja mengenai apresiasi band indie rock di Indonesia tidak semegah apresiasi terhadap band pop, jazz, dan lain-lain., namun eksistensian mereka diakui di luar negeri!
Ini adalah saatnya musik rock untuk bangkit di Indonesia. Pre-event yang bertajuk “Road to Gudang Garam InterMusic Rockin’land” akan diadakan di 4 kota, yaitu Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Bandung, pada tanggal 25-26 Juli dan 1-2 Agustus 2009. Ada pun event utamanya, yaitu “Gudang Garam InterMusic JAVA Rockin’land 2009” akan diadakan pada tanggal 7, 8 dan 9 Agustus 2009 di Pantai Carnaval Ancol.
Saat ditanya bagaimana ukuran perbandingan kesusksesan antara musik rock dengan jenis musik yang lain, mereka menyatakan bahwa tidak ada indikator perbandingannya. Toh, musik rock memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan musik yang lain dan soal kegemaran masyarakat tentang jenis musik ini sangatlah relatif. Musik rock juga memiliki penggemarnya sendiri dari berbagai kalangan, misalnya anak muda, penggemar rokok dan lain-lain. Jenis musik lain pun juga demikian.
Banyak yang meragukan kualitas antara band indie rock lokal dengan luar negeri. Muncul kekuatiran akan adanya ketimpangan saat keduanya tampil. Di mana band dari luar terlihat lebih memukau karena lebih didukung oleh peralatan yang memadai dan sebagainya. Ini merupakan tantangan besar bagi semua pendukung acara dan mereka siap untuk membuktikan tidak akan ada ketimpangan seperti itu. Dan yang lebih penting tidak ada yang lebih diistimewakan dan juga sebaliknya.
Image band indie rock lokal akhir-akhir ini pun sering dinilai tidak sebaik band luar negeri. Ini dikarenakan image personil band yang suka merokok dan mabuk berlebihan. Juga soal kebiasaan orang Melayu yang konon senang jika jam tiba-tiba mengaret dalam berbagai acara. Band seperti /rif pun juga mengeluhkan hal yang sama karena seringkali jadwal konser menjadi mundur. Sehingga, sejumlah lagu yang tadinya sudah dipersiapkan dengan baik akhirnya harus dikurangi. Andy /rif yang saat itu mewakili /rif untuk menyampaikan pendapat, berharap agar nantinya tidak akan ada kejadian serupa yang bisa merugikan banyak pihak. /rif pun berjanji untuk menunjukkan keoriginalitasan mereka sebagai band rock dengan memberikan penampilan yang terbaik. Begitu pula dengan Netral yang juga ingin memberikan warna yang berbeda.
Kita semua sebagai penikmat musik juga mengharapkan hal yang serupa. Ini semua demi majunya musik rock di Indonesia yang selama ini dinilai kurang ‘wah’ dibandingkan jenis musik yang lain. Are you ready to rock, Guys? Langsung saja klik di www.javarockingland.com untuk informasi yang lebih jelas dan melakukan pemesanan tiket. Maju terus industri musik rock Indonesia!